Jakarta (ANTARA News) - Prof Dr Sri Widyantoro, dosen Institut Teknologi Bandung (ITB), meraih Science and Technology Award berkat hasil risetnya tentang pencitraan bumi yang paling sering dikutip atau dirujuk selama dua dekade terakhir.

"Jika bayi dalam kandungan ibunya bisa diketahui dengan pencitraan USG atau retak tengkorak kepala dengan CT Scan, bumi pun juga bisa discan dari data gelombang gempanya," kata Sri Widyantoro pada Penyerahan ke-16 Penghargaan dan Hibah Iptek dan Pendidikan Sains ITSF kepada peneliti dan guru di Jakarta, Kamis.

Melalui pencitraan bumi ini, ujarnya, manusia bisa mengenali bumi untuk keperluan pemahaman potensi gempa, potensi sumber daya minyak, gas, dan mineral, hingga mengenali jenis batuan di bawah bumi untuk kepentingan penggalian bagi pembangunan subway, penggalian situs purbakala dan lain-lain.

Dosen Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB itu mengaku telah melihat potensi gempa besar dengan magnitudo 9 di sepanjang subduksi Sumatera, jauh sebelum gempa Aceh.

"Termasuk perlunya mewaspadai gempa di selatan Sumbar, karena pada 1833 telah terjadi gempa bermagnitudo 9 di kawasan itu, khususnya karena periode ulang gempa-gempa Sumatera sekitar 200 tahunan," katanya.

Sementara itu, Ketua Indonesia Toray Science Foundation (ITSF) Prod Dr Soefjan Tsauri mengatakan, dengan keberhasilannya tersebut Sri Widyantoro terus memposisikan dirinya sebagai top tomographer di dunia.

Model global pertama Sri yang diterbitkan di jurnal ilmiah Nature telah memberikan solusi penting tentang skala konveksi mantel bumi yang sebelumnya terus menjadi perdebatan di kalangan para ahli kebumian dunia.

Hasil penting lainnya dari Sri juga telah diterbitkan di jurnal ilmiah lainnya, Science, tentang struktur rinci dan dinamika penujaman litosfer samudera di bawah busur Sunda.

Publikasi Sri Widyantoro di bidang seismologi, disebutkan, sangat mengesankan dengan indeks sitasinya (pengutipan) bukan saja merupakan yang tertinggi di ITB, tetapi juga termasuk di bidang ilmu kebumian yang paling sering dirujuk di dunia.

Berdasarkan SCOPUS jumlah total sitasinya sekarang adalah 1.510 dan lebih dari 1.100 berdasarkan ISI Web of Knowledge.

Sri, ujarnya, memang telah berhasil mengembangkan teknik pencitraan tomografi yang canggih dengan menggunakan data gempa bumi untuk mengungkap secara rinci struktur zona subduksi di dunia, termasuk di Indonesia.

Tomografi gempa bumi disebutkan telah dilakukan oleh beberapa peneliti di dunia, namun demikian tingkat ketelitian dan resolusi model yang dihasilkan sangat beragam, sementara hasil permodelan Sri Widyantoro sangat teliti dan sarat inovasi.

Sri Widyantoro meraih Science and Technology Award dan hibah riset Rp 75 juta dengan penelitiannya berjudul Pencitraan Tomografi Gempa Bumi untuk Struktur Zona Subduksi di Indonesia dan Dunia.

Ia mengalahkan 122 proposal penelitian lainnya yang masuk ke ITSF, suatu yayasan yang bertujuan memberi sumbangan bagi kemajuan sains dan merupakan corporate social responsibility (CSR) dari Toray Industries, perusahaan Jepang di bidang tekstil yang memiliki beberapa cabang di Indonesia.(D009/A038)

Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010