Jakarta (ANTARA News) - Stabilitas politik, hukum, dan keamanan dalam negeri yang selama ini cukup baik memberi kontribusi terhadap indikator ekonomi yang positif sehingga diharapkan keadaan itu tersebut tetap terjaga, kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Ketika momentum perekonomian global tengah terjadi dan kita bisa lulus ujian yang berat, diharapkan pertumbuhan bisa tujuh persen pada 2014," kata Presiden saat memberikan pengantar dalam rapat kabinet bidang politik, hukum dan keamanan yang berlangsung di Kantor Presiden Jakarta, Kamis siang.
Terhadap arah ini, kata dia, iklim tanah air harus kondusif, pembangunan infrastruktur harus berhasil dan reformasi birokrasi harus berhasil.
"Hukum yang legal harus bisa kita pelihara termasuk langkah penegakan hukum pemberantasan korupsi, kebijakan yang kondusif bagi dunia usaha termasuk sinergi pembangunan pusat dan daerah," tegasnya.
Presiden mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2009 tercatat 4,5 persen. Meski sesuai dengan perkiraan sejumlah kalangan namun hasil itu patut disyukuri di tengah kondisi perekonomian global saat ini.
"Alhamdulillah angka terakhir 4,5 persen dan di samping konsumsi dalam negeri bisa menopang, juga dana stimulus Rp 76 triliun itu cukup efektif untuk melakukan kegiatan pencegahan krisis dan meningkatkan angka pertumbuhan," kata Presiden.
Ia menambahkan, "iklim ini harus kita jaga setiap saat agar sektor riil bisa terus bergerak. Bila saya garis bawahi iklim dalam negeri kita, saya tidak ingin momentum yang ada dan peluang yang kita miliki, tidak kita dayagunakan dengan baik."
Hal lain yang disampaikan Presiden dalam kesempatan itu adalah bagaimana para Gubernur, Bupati, dan Walikota sudah bekerja sesuai dengan target untuk membangun daerahnya masing-masing.
"Kebetulan kita yang tinggal di Jakarta, keseharian kita diwarnai isu ibukota, tapi jangan tidak jernih melihat sesuatunya, tugas yang kita emban menyeluruh, itu penting agar kita tetap lurus pada arah (pembangunan dan program-red) yang kita tuju," kata Presiden.
Para menteri yang ikut dalam rapat tersebut Menko Kesra Agung Laksono, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Mendagri Gamawan Fauzi, Menlu Marty Natalegawa, Menhan Purnomo Yusgiantoro, Menkumham Patrialis Akbar, Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso, Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri, Jaksa Agung Hendarman Supandji, Kepala BIN Sutanto, Mensesneg Sudi Silalahi, Seskab Dipo Alam dan Menpora Andi Mallarangeng.
Staf khusus dan juru bicara kepresidenan juga hadir dalam rapat tersebut. (P008/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010