Solo (ANTARA News) - Museum tertua di Indonesia Radya Pustaka Surakarta menambah koleksinya berupa 27 lembar mata uang asing dari 27 negara, hasil sumbangan dari seorang warga Solo, Kamis.

Yuli Mustawati warga RT 04/ RW 08 , Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Solo, yang hadir sendiri dengan membawa 27 lembar kertas mata uang asing kuno koleksinya dan langsung diterima Ketua Komite Museum Radya Pustaka Surakarta, Winarso Kalinggo, di museum itu.

Menurut Yuli Mustawati, ia merasa tergugah sehingga ikut menghibahkan 27 mata uang asing dari 27 negara koleksinya ke Museum Radya Pustaka, setelah membaca berita media cetak adanya warga negara asing dari Myanmar yang menyumbangkan mata uang kuno untuk museum itu.

Mata uang asing dari hasil koleksinya tersebut diperoleh karena seorang kakaknya bekerja di pelayaran asing. Setiap pulang, ia sering membawa mata uang asing dari negara-negara yang sempat disinggahi.

Sebanyak 27 lembar mata uang asing dari 27 negara tersebut, yakni 2 rupee (India), 5 rupee (Ceylon), 0,10 yuan (China), 1 dolar (Singapura), 100 lira (Turki), 5 ringgit (Malaysia), 20 dinar (Yugoslavia), 1 pound (Mesir), 100 peso (Kolumbia), 500 shekel (Israel), 5 florin Aruba (Aruba), 2 peso (Philipina), 50 colon (Kosta Rika), 50 cordoba (Nicaragua), 10 dolar (Hongkong), 1 dolar (Cayman Islands).

Mata uang asing lainnya yakni 1 dolar (Jamaika), 1 lempira (Honduras), 2 dolar (Meksiko), 2 dolar (Kanada), 2 dolar (Amerika Serikat), 1.000 peso (Argentina), 10 sole (Peru), 1 dolar Karibia Timur (Dominika), 5 kolon (El Salvador), 20 escudo (Portugal, dan 1 dolar (Bahamas).

"Mata uang asing kuno dan baru ini akan diberi label nama dan negara asal serta akan ditulis juga nama-nama penyumbangnya," katanya.(ANT/A024)


Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010