Singapura (ANTARA News) - Harga minyak menguat tipis di perdagangan Asia, Kamis, karena dolar AS melemah yang mendorong pembelian komoditas tersebut serta para investor menunggu laporan mengenai cadangan energi Amerika Serikat.

Kontrak berjangka utama New York untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Maret naik 35 sen menjadi 74,87 dolar per barel.

Sedangkan minyak mentah Brent North Sea untuk pengapalan Maret juga naik 26 sen ke posisi 72,80 dolar per barel.

"Melemahnya dolar mendorong harga minyak menguat," kata Clarence Chu, pedagang minyak pada Hudson Capital energy di Singapura.

Minyak diperdagangkan dalam dolar AS, sehingga melemahnya greenbank menjadikan komoditas tersebut lebih murah bagi para pemilik unit-unit mata uang lainnya, sehingga mendorong permintaan.

Euro menguat di perdagangan Asia Kamis karena para pemimpin Uni Eropa mempersiapkan untuk suatu pertemuan puncak (KTT) yang bertujuan pencegahan merebaknya krisis dalam utang Yunani yang besar.

Euro naik menjadi 1.3786 dolar pada perdagangan pagi di Singapura dari 1,3732 dolar di New York pada Rabu malam. Dolar melemah ke posisi 89,90 yen dari 89,92.

Departemen Energi Amerika Serikat (DoE) menangguhkan laporan, yang biasanya dipublikasikan pada Rabu karena cuaca buruk dan badai salju yang memaksa penutupan hampir semua kantor pemerintah federal di Washington serta bandara-bandara dan juga sekolah-sekolah.

Analis lainnya mengatakan bahwa pasar juga memonitor hasil dari KTT Uni Eropa di Brussels, di mana para pemimpin diperkirakan membicarakan krisis utang di Yunani dan bagaimana mencegah krisis utang itu tidak merebak ke negara lain di kawasan Eropa.

Sementara itu, Lembaga Informasi Energi AS (EIA), Rabu, memproyeksikan permintaan minyak dunia meningkat 1,2 juta barel per hari pada 2010 dibanding tahun sebelumnya, naik dari perkiraan sebelumnya 120.000 barel per hari.

Badan itu juga memperkirakan harga minyak rata-rata berada pada kisaran 81 dolar per barel pada semester ke dua tahun ini, naik 9 persen dari tingkat saat ini.

Proyeksi permintaan EIA itu kebalikan dari prediksi Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) yang Rabu memangkas estimasi permintaan 2010 mengutip lambatnya langkah pemulihan ekonomi dunia.

Harga minyak berada di bawah tekanan setelah Rabu sebelumnya American Petroleum Institute (API), kelompok industri Selasa (9/2) melaporkan peningkatan besar dalam persediaan minyak mentah AS pekan lalu.

Stok minyak mentah di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar dunia, naik 7,2 juta barel menjadi 337,6 juta barel dalam sepekan hingga 5 Februari, kata API.

Kenaikan persediaan minyak mentah melebihi perkiraan analis yang meningkat 1,5 juta barel dan stok resmi dari EIA, yang biasanya dirilis Rabu, telah ditunda sampai Jumat karena kantor-kantor pemerintah AS ditutup akibat badai salju.
(S004/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010