"Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan ekspor nonmigas adalah melakukan diversifikasi produk dan industri jamu atau herbal sudah menjadi salah satu produk andalan nasional," kata Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, di Semarang, Rabu.
Hal tersebut dikemukakan kepada pers ketika menyampaikan hasil kunjungan kerja ke sejumlah industri di Semarang, yakni industri jamu PT Sido Muncul dan industri TPT PT APAC Inti Corpora.
Menurut Mendag, pada saat tren ekspor cenderung menurun, data ekspor produk jamu Indonesia ke dunia selama periode Januari-Oktober 2009 menunjukkan kenaikan bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu dari 8,3 juta dolar AS menjadi 9,7 juta dolar AS.
"Hal ini menunjukkan bahwa potensi Indonesia cukup besar dalam meningkatkan ekspor produk jamu," katanya.
Mari menilai, industri jamu adalah industri yang memiliki aspek ekonomi, sosial dan budaya serta segala jenis bahan baku yang digunakan industri jamu 98 persen berasal dari dalam negeri dan sisanya saat ini sudah berhasil dibudidayakan.
Industri jamu banyak memberi manfaat karena melibatkan ratusan ribu petani, melibatkan para peneliti di bidang pertanian, teknologi pangan, bioteknologi, farmakognosi, farmakologi, serta kimia.
Selain itu juga memberi lapangan pekerjaan kepada jutaan tenaga kerja (estimasi lima juta tenaga kerja) dan juga mengajarkan kemitraan, termasuk kepada para penjual jamu yang jumlahnya puluhan ribu di Indonesia.
"Industri jamu juga menumbuhkan industri-industri bahan baku seperti mesin-mesin ekstraktor, pengeringan, pengemasan dan sebagainya," katanya.
Saat ini, di Indonesia terdapat 1.247 industri obat tradisional yang antara lain terdiri dari 129 industri kecil obat tradisional. Gabungan Pengusaha (GP) jamu memiliki jumlah anggota aktif sebanyak kurang lebih 800 perusahaan.
Sampai 2008, omset produk jamu secara nasional mencapai Rp5 triliun dan pasar dalam negeri merupakan potensi yang besar dan terus bertambah bagi industri jamu.
"Jamu merupakan bagian dari tradisi masyarakat Indonesia dan patut dijaga dengan terus menerus melalui pengembangan dan inovasi produk jamu," katanya. (A025/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010