Jakarta, 10/2 (ANTARA) - Indonesia dan Australia sepakat untuk memantapkan kerjasama bilateral Indonesia dan Australia, khususnya dalam bidang pemasaran hasil perikanan dalam kerangka Asean-Australia-New Zealand FTA, identifikasi pengelolaan ekosistem Laut Arafura melalui ATSEF (Australia Timor Sea Forum), dan penguatan kerjasama antar lembaga melalui forum Coral Triangle Initiative (CTI). Demikian salah satu hasil pertemuan Dubes Australia, Bill Farmer dengan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad di kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan kemarin sore.

     Kedua negara beberapa tahun belakangan ini melakukan kerjasama yang dilaksanakan bersama Pusdatin, Kemen KP untuk melakukan workshop tentang pengelolaan perairan perbatasan secara lestari. Dahulu kegiatan ini disebut sebagai Public Information Campaign. Sasaran utamanya adalah nelayan yang seringkali melakukan penangkapan di wilayah lintas batas.

     Terkait dengan penanggulangan IUU (Ilegal, Unreported and Unregulated) fishing, kedua belah pihak menyatakan komitmen masing-masing untuk secara intensif melakukan penanganan kapal dan nelayan yang terindikasi melakukan kegiatan illegal fishing di perbatasan kedua negara. Fadel juga menyatakan pentingnya patroli terkoordinasi antara Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Australia Border Protection Command di perairan perbatasan ZEE.

     Sedangkan mengenai penyelesaian sengketa Indonesia - Autralia dalam wilayah Karang Ashmore, sebagaimana yang disepakati dalam MoU Box, kedua pihak membahas beberapa hal, seperti pentingnya joint survey dan riset komoditas perikanan di wilayah MoU Box, konservasi di wilayah MoU Box terkait dengan cara penangkapan nelayan tradisional untuk spesies teripang, serta implementasi alternative livelihood melalui program Pengembangan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP). Riset bersama di wilayah MoU Box dimaksudkan untuk memperoleh data bersama tentang tingkat ketersediaan atau stock ikan di wilayah tersebut, sehingga jelas jenis yang perlu dikonservasi dan mana yang masih berkelanjutan. Selain itu, keduanya juga membahas mengenai pengelolaan perikanan bersama seperti riset sistem pendataan dan informasi perikanan tuna dan kakap merah di wilayah Indonesia Timur, pengembangan metode dan database melalui pelaksanaan log book, serta program observer untuk perikanan tuna dan kakap merah.

     Dalam kesempatan tersebut, Menteri Fadel juga menyampaikan mengenai pentingnya pengembangan dan kerjasama bilateral di bidang pendidikan seperti Sister University Programme antara Sekolah Tinggi Perikanan, Jakarta dengan Australian Maritime College, Tasmania; bantuan bea siswa Australian Development Scholarship (ADS) bagi pejabat/staf Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta peningkatkan kapasitas kelembagaan untuk pejabat/staf karantina perikanan Indonesia melalui pelatihan di Australia. Dalam kunjungan tersebut, Dubes Australia didampingi oleh Penasihat Kehutanan dan Perikanan, John Ackerman serta Penasihat Bidang Pertanian, Julien de Meyer. Sedangkan, Menteri Kelautan dan Perikanan didampingi Sekretaris Jenderal, Dirjen P2SDKP, Dirjen Perikanan Tangkap, Dirjen P2HP, Dirjen Perikanan Budidaya, Kepala BRKP dan Kepala Pusat Kerjasama Internasional dan Antar Lembaga.

     Untuk keterangan lebih lanjut, silakan menghubungi Ir. Anang Nugroho, M.Sc, Kepala Pusat Kerjasama Internasional dan Antar Lembaga (HP. 0811806244); Dr. Soen'an H. Poernomo, M.Ed., Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (HP.08161933911)

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2010