Semarang (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia mengapresiasi langkah yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam menangani kasus pencemaran aliran Sungai Bengawan Solo.
Sejumlah anggota Komisi III DPR RI yang melakukan kunjungan kerja di Semarang, Jumat, menyebut langkah Ganjar sudah tepat, karena selain dapat mengendalikan pencemaran lingkungan, juga membuat perekonomian tetap berjalan.
Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PKS Aboe Bakar Al-Habsy menilai Ganjar sangat transparan dan tanpa tendensi dalam menyelesaikan masalah itu.
Baca juga: Ganjar minta industri hentikan pembuangan limbah ke Bengawan Solo
"Saya sangat respek dan mengapresiasi langkah Gubernur Jateng dalam penanganan persoalan limbah ini. Dia sangat transparan dan data-datanya jelas, detil sampai pada langkah yang diambil. Solusinya sangat bagus, jadi ada jalan tengah yang diambil agar lingkungan baik, namun ekonomi tidak hancur. Solusi yang sangat baik," katanya.
Meski begitu, Ganjar, menurut dia, tidak mau kalah dengan pengusaha, buktinya dirinya memberikan tenggat waktu setahun bagi perusahaan pencemar lingkungan itu untuk membenahi.
"Sudah dikasih waktu setahun sampai Desember ini, kalau tidak bisa berjalan, Pak Gubernur akan menempuh jalur hukum. Kami respek dan akan kami dukung," ujarnya.
Hal senada disampaikan Arteria Dahlan, anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan yang menilai langkah Ganjar dalam mengatasi isu lingkungan di Jawa Tengah patut diapresiasi dan dijadikan contoh oleh pemerintah daerah lainnya.
"Kami apresiasi luar biasa kepada Gubernur Jateng dalam upayanya menangani pencemaran lingkungan di Sungai Bengawan Solo. Penegakan hukum sudah hadir, dengan mengedepankan kearifan lokal dan humanis," katanya.
Baca juga: Jateng turunkan tim atasi pencemaran Sungai Bengawan Solo
Baca juga: Sungai Bengawan Solo diduga tercemar limbah kimia
Cara Ganjar, lanjut dia, patut ditiru oleh pemerintah daerah lain karena tidak langsung menindak pelanggaran secara hukum, tapi mengumpulkan, melakukan sosialisasi, pemetaan mendalam dan kajian hingga rencana aksi patut diapresiasi.
Langkah Ganjar memberikan waktu satu tahun bagi pengusaha memperbaiki pengelolaan limbahnya juga sangat tepat.
Di hadapan sejumlah legislator, Ganjar dengan gamblang menyebutkan berbagai persoalan pencemaran lingkungan, khususnya di aliran Sungai Bengawan Solo.
Bahkan, Ganjar sudah memiliki peta secara detil, perusahaan apa yang mencemari dan tindakan yang sudah dilakukan saat ini.
"Di sekitar bantaran Sungai Bengawan Solo itu ada banyak perusahaan besar, industri kecil, peternakan babi, hotel, rumah sakit, dan beberapa tempat lain yang menjadi penyebab pencemaran. Kami sudah menerjunkan tim khusus untuk menangani persoalan ini, tiap hari saya minta laporannya," kata Ganjar.
Ganjar juga sudah memanggil secara khusus perusahaan-perusahaan, industri kecil dan peternakan yang terindikasi melakukan pencemaran lingkungan di aliran Sungai Bengawan Solo serta diminta berkomitmen melakukan perbaikan pengelolaan limbahnya dalam waktu setahun, dan akan berakhir pada Desember tahun ini.
Baca juga: DLHK Jateng: Bengawan Solo alami pencemaran berat
"Beberapa sudah melakukan perbaikan, tapi ada sejumlah kendala termasuk ada yang kesulitan menginstal teknologi limbahnya karena impor, teknisinya tidak bisa masuk ke Indonesia karena COVID-19. Untuk UKM dan peternak kecil-kecil, kami dampingi dengan pembuatan IPAL komunal," ujarnya.
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020