"Selama hidupnya Gus Dr banyak berjasa di bidang pendidikan, bahkan saat menjadi Presiden ia memberi perhatian besar pada nasib guru," kata Ahmad Syauqi di Jakarta, Selasa.
Dikatakan Syauqi, setelah almarhum Ki Hajar Dewantoro, Indonesia belum memiliki bapak pendidikan, karena itu IPNU memberikan apresiasi kepada Gus Dur sebagai bapak pendidikan.
"Tak banyak pahlawan pendidikan di Indonesia. Gus Dur adalah tokoh yang memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan sehingga layak diusulkan untuk mendapat gelar bapak pendidikan," katanya.
Menurut dia, Gus Dur memiliki pengalaman pendidikan yang tinggi, memiliki banyak pondok pesantren, pernah menjadi guru," katanya.
Putra mantan Ketua PWNU Jawa Timur Ali Maschan Moesa ini mengatakan, untuk mewujudkan usulan tersebut IPNU berencana akan melakukan audiensi dengan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Muhammad Nuh.
Dikatakannya, IPNU telah mendapat konfirmasi jadwal untuk bertemu dengan Mendiknas pada pekan ini.
Menurut dia, usulan tersebut disampaikan IPNU kepada Kementerian Pendidikan Nasional semata-mata karena jasa Gus Dur terhadap dunia pendidikan, termasuk pengembangan pondok pesantren.
"Pada saat Gus Dur menjadi Presiden banyak guru yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil dan gaji guru dinaikkan," katanya.
Putri pertama Gus Dur, Alissa Qotrunnada Munawaroh, menyambut baik usulan pemberian gelar tersebut.
Menurut dia, bagi keluarga semua usulan gelar yang diberikan adalah penghormatan dan penghargaan terhadap peran dan pengabdian almarhum Gus Dur selama hidupnya.
"Selama hidupnya Gus Dur memang mengabdi pada dunia pendidikan sehingga layak diberi gelar tokoh pendidikan," katanya.
Menurut dia, cita-cita Gus Dur selalu ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain. Karena melalui pendidikan ia bisa bermanfaat bagi orang lain.
"Pendidikan sangat penting bagi Gus Dur. Dalam keluarga ia selalu berpesan melalui pendidikan kita bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain," tambahnya. (R024/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010