Risiko ini akan terjadi hingga berpekan-pekan mendatang. Tunjangan COVID bukanlah jawaban. Memang hal itu bagus untuk para pekerja dalam hal tingkat upah, namun itu saja tak cukup,

Paris (ANTARA) - Ratusan petugas di laboratorium pengujian COVID-19 dari penjuru Prancis mogok kerja pada Kamis dalam rangka melakukan protes atas kondisi kerja yang buruk, menurut keterangan salah satu serikat pekerja terbesar negara itu.

Serikat pekerja CGT mengatakan bahwa protes itu mengganggu jalannya pengujian laboratorium di sejumlah kota dan dapat berkepanjangan jika pemilik laboratorium gagal dalam negosiasi.

Sementara pemerintah meminta dilakukan tes yang lebih banyak dan lebih cepat dalam situasi lonjakan kasus baru COVID-19.

Baca juga: Pekerja transportasi Prancis lancarkan aksi mogok jelang Piala Eropa 2016
Baca juga: Serikat Pekerja Penerbangan Prancis Serukan Mogok Empat Hari

"Risiko ini akan terjadi hingga berpekan-pekan mendatang. Tunjangan COVID bukanlah jawaban. Memang hal itu bagus untuk para pekerja dalam hal tingkat upah, namun itu saja tak cukup," kata Eric Sellini, sekretaris federal CGT di cabang laboratorium.

Seorang perwakilan pekerja, Francois Blanchecotte, menyebut dampak protes itu terhadap proses pengujian COVID-19 tidak terlalu besar.

Sebagian petugas medis mengeluhkan kondisi "masa perang", di mana mereka harus berurusan dengan permintaan yang melimpah dan pasien yang agresif.

Protes para petugas laboratorium muncul pada hari yang direncanakan oleh CGT untuk menggelar unjuk rasa di jalanan secara nasional.

Serikat pekerja itu menuduh Presiden Emmanuel Macron menghancurkan sistem keamanan sosial Prancis, merusak layanan untuk masyarakat, dan menempatkan kepentingan bisnis besar di atas para pekerja, bahkan dalam kondisi pandemi yang telah membuat ekonomi hancur dan pemecatan pekerja terpaksa dilakukan.

CGT dan enam serikat pekerja lain dari sektor pendidikan menyatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa situasi ini mengharuskan "adanya reformasi mendalam dengan perubahan total dengan kebijakan sosial ekonomi saat ini juga."

Kebijakan reformasi Presiden Macron untuk meliberalisasi ekonomi dan menunjang daya saing Prancis telah membuat munculnya gelombang protes, yang terkadang disertai kekerasan, selama tiga tahun ia menjabat.

Sumber: Reuters

Baca juga: Pegawai mogok, peluncuran roket Prancis tertunda
Baca juga: Pilot Air France mulai mogok pada hari kedua Piala Eropa

Penerjemah: Suwanti
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020