Depok (ANTARA) - Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berkolaborasi dengan IMANI CARE menggelar pelatihan tanggap darurat yang diperuntukkan bagi 120 guru se-Indonesia untuk tanggap darurat di masa pandemi COVID-19.
“Program ini merupakan upaya pembentukan relawan tanggap darurat dan pelibatan aktif para guru sebagai edukator terkait perubahan perilaku serta kebiasaan di sekolah di era pademi COVID-19, seperti cuci tangan yang benar, etika batuk, pemakaian masker, dan jaga jarak," kata Ketua Pengmas FKUI dr. Sri Wahdini, M.Biomed, Sp.Ak dalam keterangannya, Kamis.
Pelatihan dilakukan secara daring mulai tanggal 7 Agustus – 12 September 2020.
Baca juga: UI: RUU Cipta Kerja harus atur dan lindungi UMKM
Kegiatan Pengmas yang diketuai dr. Sri Wahdini bekerja sama dengan IMANI CARE, sebuah NGO yang bergerak dalam bidang kesehatan, diketuai oleh dr. Ahmad Jamaluddin, MPH.
Bertindak sebagai Manajer Pelaksana kegiatan adalah dr. Rahmapuspita, M.Si., serta melibatkan tim dosen FKUI yaitu dr. Nora Sutarina, SpKO dan dr. Ardiana Kusumaningrum, SpMK dan belasan instruktur dari IMANI CARE.
Para guru yang mengikuti pelatihan di antaranya berasal dari Aceh Besar, Banyuasin, Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Depok, Bandung, Banten, Jombang, Blitar, Bantul, Balikpapan, Kendari, Sumbawa Besar, Lombok, Makassar, hingga Ternate.
Materi pelatihan yang diberikan yaitu, Penilaian dan upaya pertolongan pertama pada korban, bantuan hidup dasar (BHD); Resusitasi Jantung Paru (RJP); Pengenalan tubuh manusia; Penanganan Pertama pada Kegawatdaruratan Medis; Pencegahan infeksi termasuk COVID-19; dan Upaya adaptasi dalam kebiasaan baru serta aktivitas fisik di era new normal.
Baca juga: UI lakukan pengenalan kampus bagi mahasiswa baru secara online
Pelatihan diberikan dalam bentuk edukasi dan skills station secara daring menggunakan aplikasi Zoom Meeting. Selain itu peserta mengikuti pretest-posttest, dan diberikan tugas untuk membuat media edukasi berdasarkan materi yang telah dipelajari yang diunggah ke media sosial sebagai bentuk bukti mengikuti kegiatan.
Pelatihan yang diberikan secara cuma-cuma ini dibagi ke dalam enam kali pertemuan dengan total 24 jam. Pelatihan diselenggarakan setiap hari Sabtu dan Minggu selama tiga pekan berturut-turut dan dibagi menjadi empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 30 peserta.
“Kami berharap melalui pelatihan ini dapat menambah pengetahuan dan keberanian guru untuk dapat menjadi penolong pertama saat terjadi keadaan darurat dan menyebarluaskan pengetahuan tersebut ke para siswa serta memiliki pengetahuan mengenai penerapan kebiasaan baru dalam upaya pencegahan COVID-19,” ujar dr. Sri Wahdini.
Kegiatan ini terselenggara atas dukungan hibah dari Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI (DPPM UI). Melalui kegiatan ini diharapkan peserta yang merupakan para guru dapat menjadi penolong untuk dirinya sendiri, keluarga, siswa di sekolah, serta masyarakat. Selain itu guru sebagai pendidik dapat mengajarkan dan menerapkan ilmunya terutama pengetahuan dalam upaya pencegahan COVID-19 di sekolah.
Baca juga: UI tetap berlakukan pembelajaran jarak jauh tahun ajaran baru
Baca juga: Mahfud MD: Kritis modal penting dalam dunia akademis
Baca juga: FTUI: Pandemi COVID-19 buka peluang "redesign" ibu kota negara
Pewarta: Feru Lantara
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020