Jakarta (ANTARA News) - Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Edward Aritonang mengatakan, seorang tersangka kasus pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) mengaku membeli skimmer (alat untuk mencuri data nasabah bank) di Singapura.
"Tim Polri akan ke Singapura untuk menyelidiki kasus ini. Apa benar, skimmer bisa dijual bebas di sana," katanya di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, jika nantinya terbukti bahwa skimmer bisa diperoleh di Singapura dengan bebas maka Polri akan bekerja sama dengan otoritas negara itu untuk mencegah pembobolan ATM dengan skimmer.
Aritonang mengatakan tersangka bernama GW alias YA alias HG yang tertangkap di Sidoarjo, Jawa Timur merupakan satu-satunya tersangka yang mengaku membeli skimmer di Singapura.
Sejumlah tersangka lain yang tertangkap mengaku bahwa membeli skimmer dari rekannya yang ada di Indonesia.
GW memiliki peran penting dalam jaringan pembobolan ATM karena bertugas menggandakan kartu ATM dan membeli skimmer.
Saat ditangkap polisi di tempat tinggalnya di Sidoajo, tersangka sudah berupaya menghilangkan barang bukti dengan merusak semua alat dan dokumen yang terkait dengan pembobolan ATM.
"Semua barang bukti dirusak setelah mendengar banyak tersangka yang tertangkap polisi akhir-akhir ini," katanya.
Namun polisi dapat mengkonstruksi kembali barang bukti yang dirusak itu.
Polri hingga kini telah menangkap sekitar 40 orang tersangka kasus pembobolan mesin ATM.
Sebanyak 11 tersangka dinyatakan sebagai buron.
Diantara para buron, empat tersangka kabur ke luar negeri termasuk satu orang WN Bulgaria.
Karena itulah, Polri menduga ada jaringan internasional yang ikut bermain dalam kasus pembobolan ATM di Indonesia.
Hingga kini, Polri berhasil mengungkap kasus pembobolan ATM di Bali, Jakarta, Samarinda dan Jakarta.
Di Bali, polisi menerima 46 laporan dengan kerugian sekitar Rp5 miliar.
Tidak hanya bank swasta nasional dan bank milik negara yang dibobol tapi juga bank asing yang menjadi sasaran pembobolan di Bali mulai 16 hingga 19 Januari 2010.
Para tersangka memasang skimmer dan kamera di mesin ATM untuk mencuri data-data nasabah.
Dari data-data itu, mereka menggandakan ATM lalu dipakai untuk transaksi.
Di Jakarta para tersangka pembobolan ATM menggunakan skimmer yang dipasang di mesin pembaca kartu (EDC) di kasir toko dan pusat perbelanjaan.
Di Samarinda, Polri juga menerima kasus pembobolan ATM lewat EDC di salah satu hotel hingga menyebabkan kerugian Rp4,7 miliar.
Sedangkan di Yogyakarta, polisi menangkap satu tersangka kasus pembobolan ATM dengan kerugian Rp1,56 miliar.
(S027/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010