"Harimau tersebut sudah jarang ditemukan, tetapi dari hasil keterangan warga di sekitar hutan Wonogiri masih ada," kata Asisten Perhutani (Asper) Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Wilayah Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, Roby R., di Wonogiri, Selasa.
Ia mengatakan, binatang itu tidak mengganggu kehidupan warga sekitar sehingga mereka tidak memburunya.
Kawasan hutan di bawah Perhutani BKPH Purwantoro seluas sekitar 4.800 hektare meliputi Kecamatan Kismantoro, Purwantoro, Slogoimo, dan Jatiroto.
Ia mengatakan, wilayah itu diantaranya berupa hutan lindung yang memungkinan masih sebagai tempat tinggal harimau.
Laporan rutin setiap tiga bulan oleh petugas Perhutani setempat, katanya, tidak pernah menyebutkan adanya harimau Jawa.
"Petugas kami di lapangan hanya melaporkan hewan yang sering ditemui di hutan Wonogiri antara lain kera, kijang, ayam hutan, dan burung betet. Tetapi mereka tidak pernah menemui harimau," katanya.
Ia mengatakan, warga sekitar pertapaan Girimanik Desa Kitren, Kecamatan Slogoimo sering melihat harimau.
"Harimau itu turun jika ada warga yang membuat api unggun di kawasan itu," katanya lalu mengatakan binatang itu tidak menggangu warga sehingga warga tidak memburunya.
Asper BKPH Wonogiri, Budi Rusmanto, menjelaskan, petugas di lapangan tidak pernah melaporkan temuan harimau Jawa karena mereka tidak pernah melihat secara langsung jenis binatang itu.
Tetapi, katanya, pada Tahun 2009, petugas mendapat informasi dari warga tentang seekor harimau relatif besar yang melintasi jalan di kawasan hutan setempat yang mereka sebut sebagai Alas Kethu, Kabupaten Wonogiri.
"Warga tidak tahu apakah itu harimau tutul atau Jawa yang dikabarkan hampir punah itu," katanya.
Ia menyatakan memperkirakan bahwa harimau Jawa yang cirinya antara lain garis bulu warna kuning hitam itu masih ada di kawasan itu meskipun sulit ditemukan.
Sejumlah warga sekitar Gunung Kotak, Kabupaten Wonogiri, menduga harimau Jawa masih ada di kawasan perbatasan antara Wonogiri dengan Ponogoro, Jawa Timur itu.
Seorang warga RT 04/RW 05 Dukuh Growong, Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, Pomo (55), mengaku, pernah melihat bekas telapak kaki harimau sebesar tangannya yang diduga jenis harimau Jawa.
Warga setempat menyebut harimau Jawa sebagai "macan gembong". Informasi tentang kepunahan harimau Jawa memang nampaknya masih simpang siur. Penelusuran di internet tentang kepunahan harimau Jawa antara lain pada era 1980-an.
Masyarakat setempat, katanya, hingga saat ini masih yakin bahwa jenis harimau Jawa itu masih ada di wilayahnya. (K-BDM/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010