"Sedikitnya hingga 2013 nanti RAL melakukan penambahan armada pesawat jenis jet untuk mengantisipasi ASEAN open sky policy yang segera akan diberlakukan," kata Direktur Utama RAL, Teguh Triyanto, kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa.
Dia menjelaskan, penambahan armada pesawat baru berkapsitas 30-50 kursi penumpang itu dilakukan dalam upaya memposisikan RAL sebagai maskapai pengumpan (feeder) dengan melayani rute-rute penerbangan jarak pendek.
Dengan posisi tersebut maka akan memudahkan RAL untuk bersinergi dengan maskapai se wilayah ASEAN dan melakukan ekspansi usaha dalam menggarap pasar dunia penerbangan terutama di pulau Sumatra.
Berdasarkan rapat koordinasi gubernur se wilayah Sumatra yang diikuti oleh 10 pemerintah provinsi yang berlangsung di Pekanbaru 19-21 Desember 2009 merekomendasi pembentukan Sumatra Air dan RAL berperan sebagai operator penerbangan dari program itu.
Rekomendasi itu juga telah membuahkan hasil yang cukup positif bagi RAL karena Pemerintah Provinsi Bangka Belitung telah menyatakan komitmen untuk melakukan kerja sama dalam membuka sejumlah rute penerbangan di daerah kepulauan itu.
"Fokus utama kami memang pulau Sumatra, namun tidak menutup kemungkinan kita akan menggarap pasar seperti di Pula Jawa atau kawasan lain di Indonesia asalkan sesuai dengan posisi kita sebagai feeder," jelasnya.
Teguh juga mengatakan, hingga kini pihaknya telah mengantongi sejumlah jenis pesawat keluaran pabrikan baik dari Eropa atau Amerika untuk mendukung rencana bisnis maskapai milik Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang 51 persen kepemilikan sahamnya dikuasai Pemerintah Provinsi Riau itu.
"Ada sejumlah nama yang telah kami kantongi untuk rencana bisnis ke depan, tapi yang jelas dengan posisi sebagai feeder kami ingin saling mengisi bersama maskapai lain dengan bertujuan memudahkan masyarakat melakukan perjalanan," ujarnya.
(M046/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010