Jerusalem (ANTARA News) - Lima personil polisi Israel cedera, Senin, selama penyerbuan di Jerusalem Timur, peristiwa yang menghasilkan penangkapan 25 tersangka, kata jurubicara polisi Micky Rosenfeld.
"Beberapa personil cedera. Empat sekarang dirawat di rumah sakit," kata Rosenfeld. Pasukan Keamanan menahan 25 orang, yang 14 di antara mereka diduga terlibat dalam kerusuhan itu, katanya sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA.
Ratusan personil dari Penjaga Perbatasan dan pasukan lain polisi, dengan dukunga satu helikopter dan buldoser, menyerbu kamp pengungsi Shu`fat di bagian utara Jerusalem Timur. Operasi tersebut, yang dimulaiMinggu malam dan berlanjut sampai Senin, ditujukan untuk menangkap penghindar pajak dan penghuni gelap.
"Ini adalah operasi terbesar dalam beberapa tahun," kata Jamel Sandouka, pegiat masyarakat sipil Palestina di kota itu. "Tentara menerobos ke dalam rumah, menggeledahnya secara kasar dan merusak furnitur," katanya. Ia menambahkan beberapa remaja yang berusia di bawah 17 tahun juga ditangkap.
Bentrokan terjadi belakangan, ketika pelajar setempat mengakhiri kegiatan belajar-mengajar dan pulang. Sebagian di antara mereka mulai melemparkan batu ke arah polisi.
Empat-belas remaja ditangkap untuk diinterogasi, kata Rsenfeld --yang menambahkan mereka "diperlakukan secara layak".
Para pekerja kotapraja Jerusalem juga ikut dalam operasi tersebut, yang digambarkan oleh Rosenfeld sebagai dimaksudkan untuk "meningkatkan prasarana" di kamp itu.
Namun, Wakil Menteri Palestina Urusan Tahanan Ziad Abu Ein , menyebut penyerbuan tersebut bagian dari kebijakan Israel untuk mengusir orang Palestina dari Jerusalem di bawah ancaman keamanan.
Pemerintah Otonomi Palestina, Senin sore, mengutuk penyerangan tersebut sebagai tak pernah terjadi sebelumnya.
Israel merebut Jerusalem Timur selama Perang Enam Hari 1967 dan belakangan mencaploknya dalam tindakan yang tak diakui oleh masyarakat internasional.
Israel menganggap Jerusalem sebagai ibukotanya yang tak dapat dipisahkan, sementara Palestina ingin bagian timur kota suci itu sebagai ibukota negara masa depan mereka.
Sebanyak 25.000 orang Palestin kini tinggal di Shu`fat, kebanyakan dari mereka adalah pengungsi yang meninggalkan kota kelahiran mereka pada 1948.(C003/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010