Pernyataan The Fed yang mengatakan bahwa ekonomi AS berisiko tertekan bila tidak ada stimulus lanjutan dari pemerintah, mungkin yang memberi tekanan ke aset berisiko pagi ini

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis berpotensi melemah pasca pengumuman hasil rapat The Federal Reserve dimana bank sentral AS tersebut memutuskan menahan suku bunga acuan.

Pada pukul 9.44 WIB, rupiah masih menguat 3 poin atau 0,02 persen menjadi Rp14.840 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.843 per dolar AS.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan, pagi ini nilai tukar regional bergerak melemah terhadap dolar AS. Indeks saham regional juga mengalami tekanan.

"Pernyataan The Fed yang mengatakan bahwa ekonomi AS berisiko tertekan bila tidak ada stimulus lanjutan dari pemerintah, mungkin yang memberi tekanan ke aset berisiko pagi ini," ujar Ariston.

Seperti diketahui, hingga sekarang pemerintah AS masih belum sepakat dengan parlemen untuk merilis stimulus paket kedua.

Di sisi lain, lanjut Ariston, The Fed juga menjelaskan kemajuan pemulihan ekonomi AS yang mungkin menjadi faktor penguatan dolar AS pagi ini.

Dari dalam negeri, hari ini ada pengumuman hasil rapat moneter Bank Indonesia yang hasilnya mungkin tidak ada perubahan suku bunga tapi BI tetap mempertahankan pelonggaran moneter.

"Sikap BI ini mungkin bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah berpotensi melemah di kisaran Rp14.800 per dolar AS hingga Rp14.950 per dolar AS.

Pada Rabu (16/9) lalu, rupiah ditutup menguat tipis 2 poin atau 0,01 persen menjadi Rp14.843 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.845 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah Kamis pagi menguat 48 poin
Baca juga: Rupiah hanya menguat tipis, tunggu hasil pertemuan bank sentral AS

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020