New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak naik hampir satu persen pada Senin waktu setempat, setelah tiga sesi berturut-turut mengalami penurunan, karena pelemahan dolar AS, cuaca dingin dan sengketa geopolitik memberikan dukungan.
Kontrak berjangka New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret naik 70 sen menjadi 71,89 dolar per barel. Kontrak jatuh ke terendah 69,50 dolar pada Jumat, terendah sejak 15 Desember.
Di London, minyak mentah Brent North Sea naik 52 sen menjadi menetap di 70,11 dolar per barel.
Cuaca dingin luar biasa akan menempati seluruh daerah utama konsumen bahan bakar pemanas di Amerika Serikat pekan ini, di bangun salju berat selama akhir pekan, kata peramal.
Amerika Serikat dan Prancis telah mengancam dengan hati-hati target sanksi baru terhadap Iran, yang memberi petunjuk pada Minggu untuk memproduksi bahan bakar reaktor nuklir kelas yang lebih tinggi.
Sebuah kelompok militan Nigeria mengatakan pada Minggu telah menyerang pipa minyak Shell di Delta Niger tetapi perusahaan mengatakan tidak ada laporan sabotase tersebut.
"Pasar mengikuti apa yang sedang terjadi di Iran dan Nigeria dan cuaca dingin membantu memberikan dukungan bersama melemahnya dolar," kata Dan Flynn, analis di PFGBest Research di Chicago.
Investor telah melihat data ekonomi yang lebih luas selama tahun lalu untuk tanda-tanda pemulihan ekonomi global dan potensi rebound dalam permintaan energi yang lesu.
Dolar lebih rendah pada Senin karena pemulihan moderat pasar saham luar negeri meningkatkan selera risiko dan mendorong investor untuk menjelajah ke mata uang lain yang memberikan hasil lebih tinggi.
Selama tahun lalu, harga minyak telah sering melemah karena dolar menguat, kadang-kadang memberi isyarat pelarian ke "safe haven" oleh investor. Sebaliknya, harga minyak mentah sering meningkat karena dolar telah melemah.
Saham Wall Street tergelincir karenamasalah utang zona euro menekan sentimen.
Pasar komoditas utama menguji pergerakan rata-rata 200 hari setelah turun tajam dalam tiga minggu, tapi yang penting tingkat dukungan teknis tampaknya telah bertahan untuk minyak mentah AS.
"Untuk saat ini, kita akan berani mengatakan bahwa ukuran stabilitas bisa bersama kami pada hari berikutnya atau dua," kata
Edward Meir, analis MF Global, dalam sebuah laporan.
Minyak turun 2,7 persen pada Jumat karena laporan pekerjaan mengecewakan di Amerika Serikat,konsumen energi utama dunia, meningkat kekhawatiran pemulihan yang lamban dalam permintaan bahan bakar. Harga minyak telah kehilangan hampir 10 persen tahun ini.
Menurut jajak pendapat pendahuluan para analis Reuters pada Senin, stok minyak mentah AS naik 1,2 juta barel minggu lalu, sementara stok distilasi turun 1,7 juta barel dan bensin naik 300.000 barel. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010