Tapaktuan (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 22 warga desa Alue Keujrun kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan, diduga menderita penyakit chikungunya, dan mayoritas mereka diobati secara tradisonal.
"Hampir dua bulan warga kami yang mengalami demam dan sakit di bagian dada, persendian dan anggota tubuh susah digerakkan, kami berharap ada petugas medis memberikan bantuan pengobatan," kata Kepala dusun Sarah Baru, Gardinsyah (54) di Alue Keujrun, Kluet Tengah, Senin.
Warga merasa kesal terhadap petugas medis, karena tidak pernah datang ke daerah mereka sehingga masyarakat menggunakan obat tradisional dari berbagai jenis tumbuhan.
Didampingi Iman masjid, Karimin, ia mengatakan meski telah memiliki bangunan puskesmas pembantu (Pustu), namun petugas medisnya jarang berada di tempat, sehingga warga kesulitan mendapatkan fasilitas kesehatan.
"Perawat kontrak yang ditempatkan pustu desa Alue Keujrun jarang berada di lokasi, mereka lebih banyak menghabiskan waktu di ibukota kecamatan, kota fajar," kata seorang warga.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Selatan, Syarufuddin mengaku belum menerima laporan adanya warga desa Alue Keujrun yang menderita chikungunya.
"Saya belum menerima laporan dari Puskesmas Kluet Tengah, kami akan mengirim tim ke desa terpencil itu," katanya.
Menurut Syarifuddin, penyakit chikungunya disebabkan oleh Alphavirus yang dapat ditularkan melalui udara, penderita akan merasa demam hingga lima hari, pada orang dewasa akan disertai dengan nyeri sendi hingga tak bisa berjalan.
Gejala lain pada bagian kepala terasa pusing, mual dan bila memasukkan makanan ke dalam perut langsung muntah.
Untuk meminimalkan menjalarnya virus tersebut Warga diminta untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan terutama pada air yang tergenang tempat nyamuk berkembang biak.
Selain itu, Syarifuddin juga berjanji akan mengevaluasi kinerja petugas medis yang ditugaskan di daerah terpencil itu sehingga pelayanan kesehatan dapat berjalan seperti yang diharapkan. (A042/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010