Hal ini akan membantu para produsen tradisional untuk meningkatkan profitabilitas dan mengelola inventori, serta tetap dapat memenuhi kebutuhan untuk mempersonalisasi produk

Jakarta (ANTARA) - Alibaba Group Holding Limited meluncurkan model "New Manufacturing" untuk pertama kalinya dengan membuka Pabrik Digital Xunxi (Xunxi).

Menurut CEO of Xunxi Digital Technology Company, Alibaba Group, Alain Wu, data menjadi hal utama dalam "New Manufacturing," dan memperoleh data insights untuk mendapatkan peluang dari pergeseran preferensi konsumen dari produksi massal menjadi
barang terpersonalisasi.

"'New Manufacturing' melengkapi produsen tradisional dengan kecerdasan dan teknologi, agar mereka dapat bergerak menuju model yang lebih terinformasi dan cerdas untuk melakukan proses produksi berdasarkan permintaan konsumen," ujar Wu dalam keterangan tertulis, Rabu.

Baca juga: Setelah tekan TikTok, Trump incar Alibaba

Baca juga: Alibaba Cloud tambah tiga pusat super data baru

"Hal ini akan membantu para produsen tradisional untuk meningkatkan profitabilitas dan mengelola inventori, serta tetap dapat memenuhi kebutuhan untuk mempersonalisasi produk," dia melanjutkan.

Didukung oleh infrastruktur dan IoT (Internet of Things) Alibaba Cloud, pabrik yang berbasis di Hangzhou itu menawarkan rantai pasokan manufaktur terdigitalisasi dari hulu-ke hilir, membuat proses produksi dapat disesuaikan dan didorong oleh permintaan pelanggan.

Hal ini memungkinkan para pelaku bisnis mikro untuk mendapatkan manfaat dari digitalisasi pasar manufaktur China melalui kemampuan untuk merespons perubahan kebutuhan pelanggan yang terus berubah.

Peluncuran "New Manufacturing" juga menjadi tonggak sejarah baru dalam implementasi strategi Lima Kebaruan (Five New) Alibaba, yang pertama kali diperkenalkan oleh Jack Ma pada 2016, terdiri dari New Retail, New Manufacturing, New Finance, New Technology, dan New Energy.

Pada tahap awal, industri pakaian -- sektor dengan siklus produksi yang panjang dan level penyimpanan yang tinggi, yang terus menjadi tantangan bagi perusahaan besar maupun kecil -- menjadi titik mula dari Xunxi.

Teknologi, seperti real-time resourcing, perencanaan proses dan biaya, sistem logistik in-house yang terotomatisasi, dan sistem operasi manufaktur Xunxi, memungkinkan pabrik memproduksi pemesanan dalam batch kecil dengan biaya terjangkau dan waktu pengantaran yang lebih singkat, sehingga efisiensi produksi disebut dapat meningkat dari 25 persen menjadi rata-rata 55 persen.

Selain itu, model prediksi tren dan penjualan Xunxi, bersama platform desain produk terintegrasi yang dilengkapi dengan artificial intelligence, menawarkan pengetahuan mengenai preferensi pembeli.

Peningkatan alur informasi ini disebut dapat mengurangi biaya riset dan pengembangan, dan membantu bisnis berpacu mencapai peluang dalam personalisasi bagi pelanggan dalam era digital.

Ke depannya, Xunxi berkomitmen membantu para pengguna untuk menekan level inventori lebih jauh, juga meningkatkan efisiensi dan level kostumisasi, yang juga dapat diimplementasikan di sektor lain selain sektor fesyen dan pakaian yang menjadi fokus saat ini.

"Kami berharap dapat belajar dari dan bermitra dengan rekan-rekan industri untuk membangun ekosistem "New Manufacturing" bersama," Wu menambahkan.

Baca juga: Pandemi dorong adopsi layanan komputasi awan Alibaba Cloud

Baca juga: Startup HiPajak menangi Alibaba Global GET Challenge 2020

Baca juga: Alibaba bukukan kenaikan pendapatan 34 persen

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020