Batam (ANTARA News) - Sebuah kapal kayu yang menyelundupkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ilegal ke Malaysia tenggelam di perairan Batam, Senin, 16 penumpang selamat, setelah sempat terapung sekitar satu jam di laut, kata Kasat Polair Poltabes Barelang, Kompol Mada Roostanto.
TKI diselamatkan Crue Boat (CB) Petir milik Perusahaan Listrik Negara (PGN) yang kebetulan melalui perairan tersebut.
Petugas CB Petir kemudian menyerahkan TKI ilegal kepada Polisi Air Barelang, sedangkan dua orang anak buah kapal tidak dapat ditemukan.
"Kapal itu terlalu kecil, muatannya melebihi kapasitas, sehingga mudah oleng ketika dihadang gelombang," kata Kompol Mada Roostanto.
Polisi, kata Mada, segera mencari keterangan dua ABK yang dikabarkan kabur.
"TKI ini kan korban dari human trafficking, pelaku kejahatannya, pemilik kapal dan dua ABK," katanya.
Seeorang TKI bernama depan Nur, bercerita, kapal kayu berkekuatan 40 pk berangkat dari Batu Merah Batam, Minggu (7/2) sekitar pukul 22.30 WIB.
Setelah sekitar 45 menit di laut, kapal diterjang ombak tinggi dan karena kapal terbuat dari kayu dan muatan melebih kapasitas, maka olenglah kapal itu sampai terbalik, sebelum kemudian tenggelam. Seluruh penumpang jatuh ke laut.
"Saya tidak tahu kenapa kapal oleng, apa menabrak atau kenapa, karena saya tidur," kata Nur.
Begitu tercebur di laut, para penumpang berusaha menyelamatkan diri, namun banyak barang bawaan hanyut oleh air. "Semua dokumen saya lenyap," aku Nur.
Nur mengaku membayar Rp2,5 juta untuk bisa ke Malaysia menggunakan kapal ilegal. padahal dia tahu biaya ke Malaysia menggunakan transportasi legal, hanya memerlukan Rp250 ribu.
Ia mengaku memiliki paspor, tapi mati, sehingga tidak bisa ke Malaysia melalui jalur legal.
"Sebenarnya, saya mau urus, tapi, orang menakut-nakuti saya, katanya, mau buat lagi susah harus geometrik dulu," kata dia.
TKI lain bernama depan Syifa mengatakan hendak mencari kerja di Malaysia.
"Saya hanya dibilang, nanti, kalau sudah sampai, ada yang jemput, saya tidak mengerti mau ke mana," kata Syifa yang tangan kanannya luka, saat menyelamatkan diri.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010