Makassar (ANTARA) - Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Prof Ridwan Amiruddin mengatakan angka kasus COVID-19 di Sulawesi Selatan masih cukup terkendali berdasarkan analisis epideomologi.
Prof Ridwan menyampaikan tempat tidur rumah sakit rujukan COVID-19 ataupun secara keseluruhan rumah sakit masih tersedia cukup banyak, meski kasus harian terlihat meningkat, namun ketahanan rumah sakit di Sulsel masih sangat bagus.
"Sulawesi Selatan masih stabil karena ketersediaan tempat tidur masih sangat bagus rasionya, itu di kisaran 1:3. Jadi jumlah kasus yang ada sekarang sangat jauh dibanding Bulan Juli kemarin yang totalnya 700-1000 kasus per bulan," katanya di Makassar, Rabu.
Selain itu, Prof Ridwan mengatakan pada sisi angka kesembuhan, Sulsel masih terlihat cukup bagus untuk karena tingkat kesembuhan pasien COVID-19 berada di angka 77 persen, lebih baik dibanding angka nasional yakni hanya 70 persen.
Baca juga: Ketua KPU tegaskan saat masa kampanye, pembatasan massa diberlakukan
Baca juga: KPU: Anggaran Pilkada Maros dan Luwu Utara belum cair 100 persen
Sementara angka kematian Sulsel akibat COVID-19 sebesar 2,9 persen sedangkan nasional 4,2 persen, bahkan Jawa Timur mencapai 7 persen.
Kemudian ketersediaan laboratorium masih sangat bagus dan Sulsel mampu melakukan pemeriksaan atau tes COVID-19 sebanyak 4.200 spesimen per hari dengan dukungan 12 laboratorium ditambah dua unit mobil PCR.
"Hanya jumlah tracing yang masuk itu terbatas, maka yang diperiksa sekarang itu antara 700 sampai 1000 spesimen per hari," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata dia, ini menunjukkan beberapa indikator positif di Sulsel dan belum memenuhi kriteria untuk kembali dilaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Meskipun demikian ada beberapa indikator yang masih perlu digenjot, salah satunya positive rate yang secara nasional berada di 16-19 persen, sementara Sulsel bervariasi dari 8 sampai 18 persen.
"Kita targetkan angka positive rate nya itu makin terkendali agar kasus hariannya dapat ditekan untuk menekan infeksi baru, kemudian infeksi baru menurun, lalu menaikkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian," katanya.
Langkah-langkah penanggulangannya, yakni dilakukan dengan cara meningkatkan testing di masyarakat. Meskipun bukan PSBB tetapi penegakan protokol kesehatan harus lebih digencarkan.*
Baca juga: Program wisata COVID-19 Sulsel dukung penyembuhan 4.379 pasien
Baca juga: Gubernur Sulsel berharap tidak ada klaster baru COVID-19 pada pilkada
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020