Conakry (ANTARA News/Reuters) - Tiga orang tewas dan puluhan orang lagi cedera dalam bentrokan antara dua kelompok pemeluk agama di bagian tenggara Guinea, yang memasuki hari ketiga, kata beberapa saksi mata dan pejabat, Ahad.

Beberapa jam setelah para pejabat mengatakan situasi tampaknya telah tenang, warga di Nzerekore mengatakan tentara melepaskan tembakan ke udara, Ahad sore, guna berusaha membubarkan kerumunan orang yang bersenjatakan senapan dan pisau.

Bentrokan itu tampaknya telah dipicu oleh percekcokan agama tapi kota kecil tersebut adalah tempat tinggal pemimpin junta yang cedera, Moussa Dadis Camara, dan ada kekhawatiran bahwa percekcokan di negara pengekspor utama bauksit dunia itu mungkin dipolitisir.

"Kami telah diberi tahu mengenai tiga orang yang tewas," kata Mamady Kaba, pejabat setempat organisasi RADDHO, kelompok hak asasi manusia pan-Afrika. "Korban berasal dari kedua masyarakat. Sebagian membawa senapan dan pisau. Satu orang dibakar hidup-hidup."

"Konflik terjadi antara dua kelompok pengikut agama di sana, tapi itu mulai memasuki kancah politik. Kami perlu memastikan situasi ini tak lepas kendali karena itu dapat menjadi sangat berbahaya bagi negeri ini," katanya.

Satu sumber polisi, Ahad pagi, mengatakan satu orang telah tewas dalam bentrokan yang telah berlangsung kendati ada larangan orang keluar rumah.

Penduduk melaporkan baku-tembak hampir sepanjang hari Sabtu. Penembakan terjadi lagi Ahad larut malam, setelah keadaan sempat tenang.

"Terjadai penembakan lagi. Keadaan masih sangat tegang," kata Salimou Kouyate, warga yang mengatakan ada korban tewas dan banyak lagi korban cedera dibawa ke rumah sakit.

"Tentara melepaskan tembakan peringatan guna berusaha membubarkan kerumunan orang," katanya.

Satu delegasi pemerintah berada di kota kecil tersebut, guna menyelenggarakan pembicaraan dengan pemimpin kedua pihak yang bertikai. Seorang perempuan mengatakan ia dan puluhan anak kecil dan perempuan lagi telah mengungsi dan bersembunyi di semak atau desa di luar Nzerekore.

Pertikaian itu berubah jadi bentrokan pekan lalu, setelah seorang perempuan, yang dituduh mengenakan pakaian yang tak seronok lewat saat masyarakat lain beribabah, diserang.

Agama adalah masalah sensitif karena warga setempat di sana telah marah akibat disisihkan dari kekuasaan oleh Camara, anggota kelompok suku minoritas.

Camara, yang telah dinyatakan bertanggung jawab oleh satu laporan PBB atas pembunuhan lebih dari 150 pemrotes prodemokrasi di Conakry pada September lalu, dirawat di Burkina Faso setelah menderita luka di kepala dalam penembakan 3 Desember oleh seorang mantan pembantunya.

Pada Januari, di kota kecil Jos di Nigeria, lebih dari 400 orang tewas dalam bentrokan antara dua pemeluk agama.(C003/K004)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010