Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Buruh Muchtar Pakpahan mengundurkan diri dari jabatannya sehingga partai itu mempercepat pelaksanaan kongres untuk memilih ketua umum baru.
Kepada wartawan di Jakarta, Minggu, Muchtar menyatakan mundur karena merasa gagal menjadikan Partai Buruh sebagai partai besar dan kalah dalam pemilu lalu.
"Kalau saya terus, saya yakin tetap seperti ini. Saya mundur supaya ada harapan lebih baik," kata Muchtar yang semestinya mengakhiri jabatannya pada 2011.
Soal penggantinya, Muchtar menyerahkan sepenuhnya kepada anggota Partai Buruh, apakah akan memilih dari kalangan internal atau mengambil tokoh dari luar partai.
Ia berkeyakinan Partai Buruh bisa bangkit jika dipimpin orang yang tepat mengingat partai itu memiliki modal pemilih fanatik yang berjumlah lumayan besar.
"Kami punya akar fanatik, berkisar satu hingga satu setengah juta orang. Hanya saja dalam pemilu lalu kami gagal menjaga suara, sehingga banyak yang hilang," kata salah seorang pendiri Partai Buruh itu.
Kongres Partai Buruh yang dipercepat dijadwalkan berlangsung pada 29 April hingga 2 Mei 2010 di Asrama Haji Pondokgede Jakarta Timur.
Terkait calon pengganti Muchtar, selain menjaring calon dari internal partai, pengurus Partai Buruh juga telah mendekati sejumlah tokoh yang dinilai memiliki perhatian terhadap kalangan buruh dan pantas memimpin partai itu.
Beberapa tokoh yang didekati antara lain Jenderal (Purn) Tyasno Sudarto, Laksamana (Purn) Slamet Subiyanto, Rizal Ramli, Erdin Odang, Bugiakso, Edi Kusuma, dan Seno Adji.
"Nama-nama itu nanti kita sodorkan ke peserta kongres, bersama-sama calon dari internal, untuk dipilih sesuai mekanisme partai," kata Sekjen Partai Buruh Sonny Pudjisasono.
Selain memilih ketua umum, kata Sonny, kongres juga akan melakukan perubahan "revolusioner" terhadap anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai yang diharapkan mampu menunjang kebangkitan partai itu.(S024/K004)
Pewarta: Luki Satrio
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010