Bojonegoro (ANTARA News) - Sumur minyak Sukowati 9 di lapangan A, Desa Campurejo, Kecamatan Kota, Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu diujicoba dengan melakukan pembakaran di "burning pit.
"Dalam dua atau tiga hari, sumur minyak Sukowati 9 baru bisa berproduksi," kata Acting Field Manager Joint Operating Body (JOB) Pertamina - Petrochina East Java, Budi Tambunan, Minggu.
Setelah uji coba produksi ini, dilakukan evaluasi dan dIperkirakan, sumur minyak Sukowati 9, mampu berproduksi berkisar 2.000 barel per hari. Dia menjelaskan, dalam uji coba produksi sumur minyak Sukowati 9 ini, berbeda dengan uji coba yang sudah dilakukan sebelumnya.
Dalam uji coba kali ini, memakan waktu lama, sebab sebelumnya harus mengeluarkan lumpur yang ada di dalam sumur minyak itu. Pada awalnya, sumur minyak Sukowati 9, dilakukan uji coba produksi, pada bulan Januari 2009 lalu.
Namun, karena dalam uji coba produksi tidak berhasil, akhirnya sumur minyak Sukowati 9 ditutup. Menyusul setelah itu, setelah dilakukan pembersihan sumur, akhir 2010 lalu, diadakan uji coba produksi kembali. Hanya saja, setelah uji coba produksi berhasil, terjadi tendangan gas H2S (Hidrogen Sulfida) dan untuk pengamanan sumur minyak tersebut, terpaksa harus dimasuki lumpur.
Dalam kejadian tendangan gas tersebut, puluhan warga mengalami kasus keracunan gas H2S dengan gejala pusing, mual-mual, muntah, iritasi mata. "Sebelum uji coba produksi kami sebelumnya harus mengeluarkan lumpur yang ada di dalam sumur," katanya menjelaskan.
Dalam uji coba kali ini, lanjutnya, dilakukan dengan melibatkan Tim Penanggulangan Keadaan Darurat dan Bencana (PKDB) Bojonegoro, termasuk melibatkan berbagai eleman masyarakat."Uji coba produksi yang sudah berjalan ini berjalan lancar," jelasnya.
Dalam pelaksanaan uji coba produksi tersebut, Kapolsek Kota, AKP Supriyono dan Kapolsek Kapas, AKP Tabita Resley, dengan didampingi sejumlah petugas dari Polres Bojonegoro dan Tim PKDB Bojonegoro, langsung memantau jalannya pembakaran di "burning pit".
"Di "burning pit", disembur dengan foam (busa) dengan tujuan, untuk mentralisir gas dan bau-bau," katanya menjelaskan. (SAS/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010