"Saat terjun dari helikopter dari ketinggian 5.000 kaki, tiba-tiba satu dari dua tali kemudi saya lepas sehingga parasut berputar-putar dan sulit dikendalikan," kata Helis K di Pontianak.
Ia menyatakan cukup beruntung karena saat kejadian, angin tidak terlalu kencang. "Sehingga masih bisa dikendalikan dengan satu kemudi meskipun masih nyangkut di atas pohon," ujarnya.
Meskipun sangkut di atas pohon, Helis tidak mengalami cidera sehingga ribuan warga yang menyaksikan aksi terjun payung itu memberikan tepuk tangan sebagai ucapan terima kasih telah memberikan aksi yang sangat berbahaya itu.
Helis menyatakan, sebagai manusia normal setiap kali akan melakukan aksi terjun payung, pasti timbul rasa takut. "Orang tidak waras saja takut ketinggian, apalagi kita," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Penerjun dari Paskhas TNI-AU Lanud Supadio Pontianak Sersan Dua Jalu MJ, membantah salah seorang anak buahnya gagal mendarat karena salah satu tali kemudi perasut putus.
"Tidak benar penerjun itu dari pasukan kami. Penerjun itu dari sipil," katanya.
Ia menjelaskan, dari sembilan penerjun yang memeriahkan peluncuran program "car free day" di GOR Pangsuma Pontianak, lima dari Paskhas TNI-AU Lanud Supadio, dan empat orang lagi dari sipil.(A057/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010