Tabanan (ANTARA News) - Guruh Soekarnoputra meminta Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri agar beristirahat dan jangan bersedia dicalonkan lagi dalam Kongres III partai itu April mendatang guna menyelamatkan partai.
"Saya sudah pernah minta Mbak Mega agar beristirahat, saat ini umurnya sudah 63 tahun, lima tahun lagi usianya 68 tahun, masak harus memimpin partai terus, perlulah adanya kaderisasi," katanya saat memberikan orasi politik di kediaman tokoh PDIP Wayan Sukaja di Banjar Dajan Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, Sabtu.
Politisi PDIP itu mengatakan, sebenarnya sejak lama, ia sudah menyarankan kakak sulungnya itu untuk tidak lagi memimpin PDIP. Hal itu lebih didasarkan pada pertimbangan kaderisasi di tubuh partai dengan lambang banteng bermoncong putih itu.
Dia juga meyakini kader muda PDIP cukup banyak yang mampu dan layak untuk memimpin partai ke depan untuk memperjuangkan ideologi partai yang selalu berpihak kepada kepentingan rakyat kecil ini.
"Organisasi yang baik menghendaki perubahan yang dilanjutkan oleh generasi yang baru," ucap Guruh.
Ia mengkhawatirkan, situasi saat ini bisa seperti saat Presiden Soeharto yang sudah puluhan tahun berkuasa terus diminta memimpin, namun akhirnya ditumbangkan oleh rakyat.
Di pihak lain, Guruh mengaku sebelumnya sudah menyampaikan keinginannya kepada Megawati untuk bersaing di arena Kongres mendatang yang rencananya digelar di Bali.
"Saya sudah diskusi sama Mbak Mega, saya katakan suatu saat saya akan memimpin partai ini," kata Guruh di hadapan ratusan orang pendukung PDIP yang memadati halaman rumah anggota DPRD Bali ini.
Guruh yang mengaku siap maju karena sudah mendapat dukungan dan didaulat para kader dan simpatisan PDIP di sejumlah daerah agar ikut maju memperebutkan posisi Ketua DPP PDIP, juga menyatakan telah mendapat restu Megawati.
"Sebagai kakak Mega bilang, ingat partai ini bukan milik keluarga, kamu harus sering-sering turun ke bawah," kata Guruh mengutip petuah Mega belum lama ini.
Selain meminta Megawati tidak lagi memimpin PDIP karena ingin adanya kaderisasi bisa berjalan dengan memberikan kesempatan kepada kader-kader muda tampil memimpin partai, Guruh juga menegaskan saat ini partainya dalam bahaya besar.
"Kongres 5 April mendatang adalah untuk penyelamatan partai. Tugas kita harus menyelamatkan PDIP. Ini berarti kita juga menyelamatkan Republik Indonesia," tegasnya disambut tepuk tangan massa PDIP dan masyarakat setempat.
Jika PDIP semakin merosot dan hancur, ucap Guruh, lantas siapa lagi yang bisa diharapkan untuk mengawal Pancasila. "Kita tidak main-main untuk menyelamatkan partai dari rongrongan orang yang merasa sebagai nasionalis, namun sejatinya dia hanya kader-kader gadungan, nasionalis gadungan," katanya menegaskan.
Iapun mengkritik para wakil rakyat, termasuk kader PDIP. "Kalau urusan rumah tangga orang itu urusan orang. Kita ingin mengurusi rumah tangga kita di PDIP. Lewat kongres nanti Kita harus selamatkan partai. Jangan sampai, kata dia, PDIP diisi kader-kader gadungan yang hanya akan merusak citra partai di masyarakat," ucap dia.
Untuk itu, katanya, PDIP harus menyatukan semangat guna melakukan pembersihan terhadap para kader gadungan yang tidak mengerti ideologi dan perjuangan partai, kecuali hanya mengejar kepentingan pribadi dan kelompoknya.(M026/A038)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010