Jakarta (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Marty M Natalegawa mengatakan bahwa Kementerian Luar Negeri akan siap membantu pencalonan Indonesia sebagai anggota Komite Warisan Budaya Tak Benda UNESCO yang akan dilakukan pada Juni 2010.

Hal itu, menurut keterangan dari Kementerian Luar Negeri, dikemukakan oleh Menlu di sela-sela acara penyerahan empat sertifikasi UNESCO (Badan Perserikatan Bangsa Bangsa yang menangani masalah Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan) kepada Menko Kesra Agung Laksono di Kantor Menko Kesra, Jakarta, Jumat.

Indonesia mencalonkan diri untuk menjadi anggota Komite Antar-Pemerintah UNESCO mengenai perlindungan warisan budaya tak benda (Intergovernmental Commitee for Safeguarding of Intangible Cultural Heritage (IGC ICH) periode 2010-2014.

Pencalonan Indonesia dalam IGC ICH periode 2010-2014 merupakan tindak lanjut pengukuhan batik dari sisi tataran internasional serta agar Indonesia mampu merepresentasikan kepeduliannya terhadap perlindungan warisan budaya dunia.

Selain mendukung pencalonan RI, Menlu menegaskan bahwa Kemlu juga senantiasa siap membantu upaya perlindungan budaya termasuk pencalonan Angklung, Tari Saman dan mata budaya lainnya.

Pada Jumat pagi, Menlu menyerahkan empat sertifikat UNESCO kepada Menko Kesra yaitu sertifikat "the Wayang puppet theatre, the Indonesian Kris, Indonesian Batik dan Education and training in Indonesian Batik intangible cultural heritage for elementary, junior, senior, vocational school and polytechnic students, in collaboration with the Batik Museum in Pekalongan".

Sertifikat tersebut merupakan pengakuan dunia terhadap kekayaan budaya dan alam Indonesia yang menjadi identitas bangsa Indonesia, khususnya wayang, keris, batik dan "Best Practice" pelestarian budaya batik.

Penyampaian keempat sertifikat tersebut merupakan bentuk pengakuan UNESCO melalui programnya di bawah Konvensi 2003 tentang Perlindungan Warisan Budaya Tak benda (Convention on the Safeguarding of Intangible Cultural Heritage).

Konvensi itu memberikan pengakuan kepada budaya hidup berupa budaya lisan, seni pentas, adat istiadat dan perayaan, pengetahuan tentang alam dan semesta, dan kerajinan tradisional.

Keempat inskripsi ini mengharuskan semua pemangku kepentingan baik instansi Pemerintah maupun LSM, kelompok dan perseorangan untuk melaksanakan komitmen untuk terus melestarikan dan mengembangkan mata budaya tersebut.

Pada kesempatan itu Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, pemerintah akan menginventarisir mata budaya yang ada di Indonesia dan berjuang memasukkannya karya budaya yang dianggap paling agung ke dalam daftar representatif UNESCO.

Sedangkan Ketua Pelaksana Harian Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO Arief Rachman mengatakan tahun ini pemerintah menyusun proposal untuk memasukkan angklung dan tari saman ke dalam daftar representatif UNESCO.

"Tahun depan kita akan berusaha menyusun proposal untuk memasukkan tenun ikat dan gamelan," katanya.

Ia menjelaskan, selama ini upaya untuk menyiapkan proposal pemasukan mata budaya ke dalam daftar representatif badan dunia itu sering terkendala minimnya akademisi yang memiliki pengetahuan mendalam tentang suatu mata budaya.

"Seperti batik misalnya, praktisinya banyak. Tapi cari profesor yang ahli tentang batik susahnya setengah mati," demikian Arief Rachman.
(T.G003/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010