Bandung (ANTARA News) - Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bidang farmasi menginginkan sebuah sinergi dalam memanfaatkan jalur distribusi untuk meningkatkan pengusaan pasar mereka di dalam negeri.
Ketiga BUMN yang tengah didorong untuk mensinergikan distibusinya itu adalah PT Kimia Farma Tbk, PT Indofarma Global Medika dan PT Rajawali Nusindo.
"BUMN distributor farmasi dapat menggunakan jaringan pemasaran yang dimiliki oleh BUMN lainnya sehingga pasarnya terus membesar," kata Dirut PT Indofarma Global Medika, Ary Gunawan, disela-sela Rakernas BUMN Distributor Farmasi di Bandung, Jumat.
Sinergi itu, kata Ary Gunawan, memungkinkan Indofarma dan Kimia Farma juga menggunakan jaringan Bio Farma untuk penjualan ke luar negeri karena pasar ekspornya sudah besar.
Bila BUMN farmasi itu bersinergi maka dipastikan memiliki jaringan pemasaran yang lebih kuat dengan dukungan 117 unit cabang pemasaran di seluruh Indonesia. Pemasaran juga akan didukung 1.211 orang tenaga pemasaran yang ada.
"Proses pengadaan yang dikoordinasikan secara terpusat akan menaikan posisi tawar masing-masing BUMN distributor farmasi sehingga pengadaan akan lebih efesien, selain itu sebarannya akan semakin luas dan merata," kata Ary Gunawan.
Sementara Deputy Bidang Usaha dan Jasa Lainnya Kementrian Negara BUMN, Muchayat, menyebutkan bahwa persaingan distributor obat di Indonesia makin besar akibat pertumbuhan pesat distributor swasta yang cenderung tidak terikat dengan peraturan sosial.
"BUMN distributor farmasi berbeda dengan swasta karena mengemban tugas dari pemerintah menyuplai obat ke daerah-daerah yang lokasinya mungkin jauh dengan pelayanan terbaik dan harga terjangkau," kata Muchayat.
Menurut Muchayat, ketiga BUMN distributor farmasi yakni Indofarma, Kimia Farma dan Rajawali Nusindo sangat berpeluang menjalin bersinergis sekaligus menguatkan pasar bersama di pasar produk farmasi nasional.
Lebih lanjut, Muchayat menyebutkan, BUMN sektor farmasi menargetkan peningkatan pasar nasional menjadi 20 persen dari total pemasaran produk farmasi di Indonesia.
Saat ini BUMN distributor farmasi baru berkontribusi sebesar 9,09 persen senilai Rp3 triliun dari total perdagangan produk farmasi sebesar Rp33 triliun pada 2009.
"Tahun 2010 ini diperkirakan nilai perdagangan produk farmasi di Indonesia mencapai Rp38 triliun. Melalui konsolidasi dan sinergitas BUMN distributor farmasi diharapkan bisa meraih 20 persen market share," katanya menambahkan.
(U.S033/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010