Jakarta (ANTARA News) - Berlarut-larutnya kasus Bank Century disebabkan karena terjadinya kebuntuan komunikasi politik dari pemerintah ke masyarakat, demikian pendapat pakar komunikasi dari Universitas Indonesia (UI) Bachtiar Aly.

"Pemimpin yang memiliki otoritas untuk menyampaikan pernyataan, diam saja, dan sebaliknya pejabat yang tidak berkompeten justru menyampaikan pernyataan," kata Bachtiar Aly dalam diskusi di Gedung DPD RI di Jakarta, Jumat.

Menurut Bachtiar, situasi ini membuat komunikasi politik antara pemerintah dan masyarakat menjadi rancu dan menimbulkan opini publik yang berbeda-beda terhadap pemerintah.

Situasi ketidakpastian seperti ini yang terus berlanjut hingga masyarakat mengekspresikan sikapnya melalui aksi unjuk rasa.

Sedangkan di tataran masyasrakat kelas menengah, kata dia, muncul berbagai ormas atau kelompok masyarakat yang membuat panggung komunikasi politik dengan menyelenggarakan diskusi-diskusi.

Menanggapi pernyataan Presiden soal aksi unjukrasa yang membawa seekor kerbau, menurut dia, Presiden tidak perlu merasa galau menghadapi aspirasi masyarakat dan Panitia Angket di DPR yang akan menetapkan kesimpulan akhir soal kasus Bank Century.

Menurut dia, perkembangan yang terjadi pada Panitia Angket Kasus Bank Century di DPR hanya manuver parpol-parpol untuk meningkatkan popularitasnya dalam menghadapi Pemilu 2014.

"Manuver parpol adalah hal wajar dalam panggung politik," katanya.

Dikatakannya, kalau nanti ada rekomendasi dari Panitia Angket Kasus Bank Century yang konsekuensi membawa pejabat ke ranah hukum hendaknya dibiarkan saja, tidak perlu disikapi dengan resisten.

"Biarkan saja, karena proses hukum untuk menjunjung tinggi azas praduga tak bersalah dan memerlukan pembuktian. Kalau ditutup-tutupi justru bisa menjadi bumerang bagi pemerintah," katanya.

(T.R024/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010