Status tanggap darurat sebagai payung hukum pemprov membantu kabupaten lain
Palangka Raya (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Tengah Darliansyah menyatakan sebagai bukti keseriusan Gubernur Sugianto Sabran membantu masyarakat korban banjir, maka pada tanggal 11 sampai 26 September 2020 ditetapkan sebagai status tanggap darurat banjir.
Penetapan status tersebut setelah melihat sejumlah desa di empat kabupaten mengalami banjir dan harus segera mendapatkan bantuan penanggulangan dari pemerintah provinsi, kata Darliansyah di Palangka Raya, Selasa.
"Status tanggap darurat itu juga sebagai payung hukum pemprov dalam membantu kabupaten lain yang kemungkinan terjadi bencana, khususnya banjir," tambahnya.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Kalteng, ada sebanyak 17.515 jiwa dari 6.455 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir di empat kabupaten yakni Lamandau, Seruyan, Katingan dan Kotawaringin Timur (Kotim). Di mana Kabupaten Lamandau ada lima kecamatan mengalami kebanjiran, Seruyan enam kecamatan, Katingan tujuh kecamatan, dan Kotim tiga kecamatan.
Baca juga: Gubernur Kalteng kerahkan helikopter salurkan bantuan ke korban banjir
Baca juga: Lima kecamatan di Lamandau Kalteng dilanda banjir
Darliansyah mengatakan untuk bencana banjir yang terjadi di Sungai Hanyu, Kabupaten Kapuas, sudah dihubungi Kepala BPBD setempat segera menurunkan tim reaksi cepat. Di mana tim tersebut bertugas mengkaji dan mendata berapa banyak warga yang terdampak, termasuk fasilitas umum, fasilitas sosial, serta lainnya.
"Data tersebut sangat diperlukan agar Pemprov Kalteng dapat bergerak dalam memberikan bantuan, baik itu menyalurkan sembako, upaya penanggulangan serta lainnya. Intinya, kami dari pemerintah provinsi sudah bergerak cepat membantu kabupaten menanggulangi bencana banjir ini," kata dia.
Darliansyah mengatakan untuk warga yang dievakuasi akibat banjir sudah terpantau yakni di Kabupaten Lamandau dengan jumlah 82 KK atau 267 jiwa. Dan, untuk wilayah terparah juga berada di Kabupaten Lamandau, yakni Belantik Raya dan Batang Kawa.
Dia mengatakan dua desa tersebut benar-benar tidak bisa diakses lewat darat, dan apabila harus lewat sungai sangat rawan dapat menimbulkan masalah dalam perjalanan.
Untuk itu, Gubernur Sugianto Sabran berencana melakukan distribusi bantuan sembako kepada masyarakat terdampak banjir dengan menggunakan helikopter.
"Kalau untuk yang meninggal dunia akibat banjir, sampai saat ini belum ada.laporan. " demikian Darliansyah.
Baca juga: Barito Utara Kalteng kembali terendam banjir luapan sungai Barito
Baca juga: Banjir bandang di pedalaman Gunung Mas Kalteng telan korban jiwa
Pewarta: Kasriadi/Jaya W Manurung
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020