Grobogan (ANTARA News) - Jenazah tenaga kerja Indonesia (TKI), Apriliastuti (22), asal Desa Jatipohon, Kecamatan Grobogan, Kabupaten Grobogan yang meninggal dunia karena bunuh diri dengan cara gantung diri di rumah majikannya di Singapura, Kamis, tiba di rumah duka.
Kedatangan jenazah TKI yang baru bekerja empat bulan sebagai pembantu rumah tangga tersebut langsung disambut tangis keluarganya.
Ayah tiri Astuti, Pardi (45), mengatakan pihak keluarga menerima kabar tentang kematian anaknya pada Senin (1/2) malam dari perusahaan pengerah jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) PT Rimba Ciptaan Indah.
"Pihak PJTKI yang memberangkatkan Astuti ke Singapura memberitahu bahwa anak tiri saya meninggal dunia karena bunuh diri pada Minggu (31/1)," katanya didampingi ibu korban, Pujiastuti (40).
Menurut Pardi, kabar tersebut sangat mengejutkan pihak keluarga karena selama bekerja di Singapura, Astuti tidak pernah berkirim surat atau menghubungi keluarganya sehingga keadaan yang bersangkutan tidak diketahui.
"Astuti memang dikenal sebagai anak yang tertutup, dia lebih senang menuliskan curahan hatinya di buku harian," ujarnya.
Ia menjelaskan, Astuti sudah bercerai dengan suaminya, Didik, warga satu desa yang menikahinya tiga tahun lalu dan dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Rendi (5).
"Diduga Astuti nekat mengakhiri hidupnya karena tidak kuat menahan rindu kepada anak kandungnya yang saat ini ikut mantan suaminya," katanya.
Hal tersebut, lanjut Pardi, diketahui dari tulisan yang ada di tangan Astuti saat ditemukan meninggal dunia di rumah majikannya.
Sementara itu, Camat Grobogan Arif Effendi meminta agar Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Grobogan dapat membantu keluarga Astuti dalam mengurus hak-hak korban selama menjadi TKI di Singapura.
"Jika keberangkatan Astuti ke Singapura melalui prosedur yang benar maka semua hak-haknya harus diberikan kepada ahli warisnya," kata Arif Effendi.(Ant/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010