Borobudur, Jawa Tengah (ANTARA News) - Sarwono (35), warga kawasan Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menyimpan sejumlah benda yang diduga peninggalan purbakala.
"Benda-benda ini temuan warga di sekitar Kali Progo sebelum tahun 2003, saya menyimpan baik-baik benda-benda itu karena warga mempercayakan kepada ayah saya (Kiran,Red.) untuk menyimpannya, saya turut menjaganya sampai sekarang," katanya di Borobudur, Kamis.
Berbagai benda itu antara lain patung Dewa Syiwa dalam kondisi terpotong menjadi empat bagian, linga dalam kondisi patah menjadi dua bagian, satu yoni, dan puluhan batu-bata.
Benda-benda itu disimpan di salah satu kamar rumahnya di Dusun Brangkal Desa Candirejo Kecamatan Borobudur, sekitar tiga kilometer sebelah Timur Candi Borobudur. Letak rumah itu paling dekat dengan lokasi temuan.
Desa Candirejo sejak tahun 2003 berstatus sebagai desa wisata di kawasan Candi Borobudur. Candi Borobudur adalah warisan budaya dunia yang terletak di antara aliran Kali Elo dengan Progo.
"Kalau ada turis yang datang untuk melihat, saya keluarkan dari kamar, setelah itu saya simpan lagi," katanya.
Ia mengaku, pernah melaporkan temuan itu kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Magelang.
Berdasarkan tuturan para sesepuh desa setempat, katanya, berbagai benda purbakala itu tidak boleh dibawa keluar dari Candirejo karena dipercaya sebagai kekuatan spiritual desa itu.
"Pesan para sesepuh, benda-benda itu harus tetap berada di Candirejo supaya desa kami bebas dari musibah. Warga sepakat menyimpan di sini, sekaligus untuk mendukung pengembangan desa wisata," katanya.
Ia mengaku, sejumlah orang pernah menemui dirinya untuk membeli benda-benda itu dengan harga bervariasi antara Rp10 juta hingga Rp20 juta.
"Ada juga yang datang ingin memiliki benda-benda ini dan menukar dengan sepeda motor. Tentu saya menolaknya karena saya memegang amanat para sesepuh dan warga," katanya.
Manajer Desa Wisata Candirejo, Tatak Sariawan, menyatakan membenarkan bahwa berbagai benda bersejarah itu sengaja dipertahankan tetap berada di desa itu untuk mendukung pengembangan desa wisata.
Berbagai benda itu, katanya, bernilai sejarah dan bisa menimbulkan tindak kejahatan berupa penjualan benda bersejarah.
"Kami menyadari hal itu, tetapi warga sudah sepakat menjaga bersama-sama dan dipercayakan di rumah Pak Kiran," katanya.
Pihaknya merencanakan pembangunan sebuah tempat di desa itu sebagai museum yang aman untuk pajangan berbagai benda purbakala, temuan warga setempat.
"Sehingga bisa menambah objek wisata desa kami," katanya.
Sejak lama, katanya, banyak temuan berbagai benda purbakala di desa itu dan kemungkinan masih banyak pula yang belum ditemukan.
Sejumlah temuan lainnya, katanya, telah diamankan di Museum Karmawibangga di kompleks Taman Wisata Candi Borobudur.
"Kalau kami sudah membangun museum di desa ini, kalau diizinkan, kami ingin meminta kembali benda-benda itu," katanya.
Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Wiwit Kasiyati, mengatakan, Museum Karmawibangga antara lain menyimpan berbagai benda purbakala yang ditemukan warga di kawasan Candi Borobudur.
Berbagai temuan itu, katanya, sudah didata oleh pihak Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.
"Namun dititipkan di museum ini supaya aman," katanya.(U.M029/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010