Cimahi (ANTARA News) - Ahmad Afandi, seorang bayi berusia delapan bulan, hanya bisa menangis dan berbaring di tempat tidur karena menderita penyakit hydrocepalus (pembesaran pada kepala karena cairan).
Ayah kandung Ahamd Afandi, Engkus (34), Kamis mengatakan, anak bungsunya tersebut terlahir dalam keadaan normal, namun memasuki usia enam bulan kepalanya semakin membesar.
"Awalnya anak bapak terlahir biasa, seperti bayi pada umumnya cuma memasuki usia enam bulan kepala terlihat membesar," kata Engkus yang berprofesi sebagai buruh bangunan.
Ia mengatakan, akibat kepala yang terus membesar, bagian alis Ahmad menjadi tertarik ke atas dan kedua bola matanya memerah.
Engkus beserta sang istri, Imas Kartika (28), harus merawat Ahmad sendiri dan tinggal di sebuah gubuk kecil yang terletak di Kampung Babakan RT03 RW03 Kecamatan Marga Asih, Kabupaten Bandung.
Urat biru di kening Ahmad Afandi semakin jelas ketika dia membuka mata walau hanya sebentar. Kepalanya berukuran tidak normal karena mengalami pembesaran.
Bahkan, saat ini berat kepalanya sekitar sembilan kilogram lebih sehingga ibunya pun tidak kuat jika harus menimang Ahmad terlalu lama.
"Padahal, Ahmad baru bisa tidur kalau ditimang-timang istri saya. Itu pun kalau sedang tidak merasakan sakit di kepalanya. Jika sedang merasakan sakit, Ahmad itu sulit ditenangkan karena mampu menangis hingga waktu yang lama dan kehabisan suara," kata Engkus.
Dikatakannya, karena faktor ekonomi, Ahmad Afandi hanya mampu diobati ke Puskemas setempat.
"Kata dokter di puskesmas, anak saya harus dioperasi untuk menyedot cairan di kepalanya dan itu butuh biaya Rp20 juta. Jangankan untuk operasi, untuk makan saja sulit," kata bapak tiga orang anak ini sambil meneteskan air matanya.
(Ant/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010