Kandahar, Afghanistan (ANTARA News) - Tigapuluh dua Taliban dan tiga tentara tewas dalam gerakan Afghanistan-NATO di Provinsi Helmand menjelang tekanan kuat terhadap Taliban, kata pemerintahan provinsi pada Kamis.
Gerakan itu dilancarkan di daerah Nad Ali, barat ibu kota propinsi tersebut, Lashkar Gar, pada Rabu, kata juru bicara provinsi itu Daud Ahmadi kepada kantor berita Prancis AFP.
"Kami melancarkan gerakan di daerah Nad Ali tadi malam," kata Ahmadi, "Dalam gerakan itu, 32 Taliban tewas dan mayat beberapa dari mereka masih di daerah tersebut."
Propinsi Helmand di Afghanistan selatan, bersama tetangganya, Kandahar, adalah pusat perlawanan Taliban di Afghanistan sejak pemerintahan mereka diguliingkan oleh serbuan pimpinan Amerika Serikat pada ahir 2001.
Daerah Marjah, selatan Nad Ali, menjadi tempat gerakan besar tentara pimpinan Marinir Amerika Serikat, yang ribuan di antaranya sudah berkumpul, bersama tentara Afghanisttan dan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO, beberapa pekan untuk persiapan.
Pejabat Afghanistan dan NATO pada Rabu menyatakan gerakan untuk membersihkan Taliban dari salah satu benteng terahir mereka itu segera dimulai, tapi tidak memberi jadwal pasti.
Kendati demikian gerakan tersebut diperkirakan dilancarkan di sekitar Marjah dalam beberapa hari ke depan.
Ribuan tentara Afghanistan dan NATO bersiap melancarkan serangan besar di propinsi Helmand, kata pejabat pada Rabu.
Gerakan itu akan dipimpin pasukan keamanan Afghanistan sebagai bagian dari rencana menyerahkan tanggung jawab ketentaraan dan kebijakan kepada pemerintah Kabul, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Afghanistan Mohammad Zahir Azmi.
Sekitar 113.000 tentara asing disebarkan di Afghanistan untuk membasmi Taliban, dengan 40.000 bala bantuan tiba beberapa bulan mendatang.
Sebagian besar dari bala bantuan itu akan dikirim ke wilayah bergolak di selatan.
Kekerasan gerilyawan menewaskan 1.618 tentara asing dan ribuan lagi, sebagian besar warga, sejak tahun 2001, kata data icasualities dan badan lain, seperti, Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kekerasan di Afghanistan mencapai tingkat tertinggi dalam perang lebih dari delapan tahun dengan gerilyawan Taliban, yang memperluas perlawanan dari wilayah selatan dan timur negara itu ke ibukota dan daerah lain, yang sebelumnya damai.
Tahun 2009 bukan saja merupakan masa paling mematikan bagi prajurit, polisi dan warga Afghanistan, namun juga bagi pasukan asing, yang memerangi Taliban. Sebagian besar kekerasan terjadi di propinsi selatan, seperti, Kandahar dan Uruzgan.
Delapan tahun setelah penggulingan Taliban dari kekuasaan di Afghanistan, lebih dari 40 negara siap menambah jumlah prajurit di Afghanistan hingga mencapai sekitar 150.000 orang dalam waktu 18 bulan dalam upaya memerangi gerilyawan.
Sekitar 520 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu paling mematikan bagi pasukan asing sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom jalanan dan serangan jibaku untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing di negara tersebut.
Bom rakitan dikenal dengan IED (peledak buatan rumahan) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, kata tentara.
(B002/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010