Tersedianya vaksin merupakan salah satu langkah krusial dalam pemulihan perekonomian nasional

Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan pemerintah akan membutuhkan anggaran tambahan ketika vaksin COVID-19 telah tersedia pada tahun depan.

“Kemungkinan adanya penambahan anggaran saat tersedianya vaksin karena perkiraan tingginya permintaan vaksin sehingga mendorong kenaikan belanja pemerintah,” katanya kepada Antara di Jakarta, Senin.

Josua menekankan ketersediaan vaksin merupakan kunci utama dalam pemulihan ekonomi nasional sehingga pemerintah harus menyediakan anggaran yang cukup untuk pemenuhan kebutuhan tersebut.

Baca juga: Erick Thohir yakinkan 30 juta vaksin COVID tersedia akhir tahun ini

“Tersedianya vaksin merupakan salah satu langkah krusial dalam pemulihan perekonomian nasional,” ujarnya.

Di sisi lain, Josua menuturkan upaya pemerintah yang telah menyediakan anggaran untuk Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pada tahun depan sebesar Rp356,5 triliun patut diapresiasi.

Menurutnya, alokasi anggaran Rp356,5 triliun tersebut merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam menuntaskan pandemi COVID-19 yang telah menyebabkan krisis di bidang ekonomi, sosial, dan kesehatan.

Baca juga: Selain Sinovac, Erick Thohir: RI jajaki vaksin dari produsen lainnya

“Usaha pemerintah mempertahankan pemulihan ekonomi nasional patut diapresiasi karena menunjukkan keseriusan pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi melalui sektor konsumsi,” jelasnya.

Sebagai informasi, pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp356,5 triliun untuk program PEN 2021 yang meliputi bidang kesehatan Rp25,4 triliun, perlindungan sosial Rp110,2 triliun, UMKM Rp48,8 triliun, korporasi Rp14,9 triliun, sektoral dan pemda Rp136,7 triliun, insentif usaha Rp20,4 triliun.

Baca juga: Pemerintah alokasikan Rp679 triliun dana Pemulihan Ekonomi Nasional

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020