Ia mengatakan, jumlah kerusakan itu berdasarkan pendataan aparat Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi yang dilakukan aparat Dinsos, Camat, Lurah, RT dan RW.
"Kita tidak menerima lagi adanya laporan kerusakan. Fokus penanganan adalah pada pemberian bantuan dan dapur umum," ujar wali kota dan menambahkan angin puting beliung tersebut tidak sampai menimbulkan korban jiwa.
Kerusakan rumah dikategorikan dalam tiga bagian, rusak berat sebanyak 11 rumah, rusak sedang 68 rumah dan rusak ringan 271 rumah. Untuk ketiga jenis kerusakan itu wali kota menyatakan akan memberikan bantuan masing-masing Rp2,5 Juta, Rp1,5 Juta dan Rp1Juta.
"Dana bantuan sebagian sudah diberikan dan diharapkan Kamis (4/2) sudah diterima semua oleh korban," ujarnya.
Bantuan lain yang diberikan adalah makanan dan keperluan dapur umum lainnya.
Kini ada sebanyak 150 personel TNI dan 50 aparat Polri yang bertugas memberikan bantuan di dapur umum yang mampu menampung sebanyak 350 korban.
Wali Kota menyatakan, korban yang rumahnya dalam kondisi rusak berat telah mengungsi ke rumah tetangga atau saudara mereka lainnya.
Seorang warga RW 6 Kampung Cibitung, Pedurenan, kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Adil (34), mengatakan, angin puting beliung terjadi saat hujan deras disertai petir.
"Suara angin terdengar cukup keras layaknya bunyi gasing. Atap dan pohon yang terkena hantamannya langsung roboh. Beberapa warga yang melihat gejala alam tersebut merasa ketakutan, bahkan sebagian warga ke luar rumah," katanya.
Adil sendiri mengaku rumahnya yang cukup kokoh temboknya aman dari terjangan angin, namun hampir seluruh atap rumah beterbangan hingga air hujan masuk ke dalam rumah.
"Malam ini saya terpaksa mengungsi ke rumah saudara setelah barang-barang dibenahi dan rumah dikunci. Kalau hujan turun lagi, saya akan basah kuyup bila bertahan di rumah," ujar pegawai sebuah perusahaan swasta di daerah Kebayoran Baru Jakarta itu.
Di sekitar rumahnya ada belasan keluarga lain yang mengalami nasib serupa, bahkan ada rumah yang tertimpa pohon.(M027/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010