Karbala, Irak (ANTARA News/AFP/Reuters) - Serangan bom menyasar peziarah Syiah, yang berjalan kaki ke kota tempat keramat di Irak tengah, pada Rabu menewaskan sedikit-dikitnya 20 orang, termasuk seorang wanita dan tiga anak-anak, kata pejabat tinggi kesehatan.

Ledakan itu menghantam pinggiran Karbala, 110 kilometer selatan Baghdad, ibukota Irak, kata pejabat kesehatan propinsi kepada kantor berita Prancis AFP, dengan menambahkan bahwa 116 orang luka diobati di dua rumah sakit di kota tersebut.

Ia menggambarkan kejadian itu sebagai ledakan. Belum jelas tentang kemungkinan tersebut serangan jibaku atau bom jalanan.

Jumlah korban tersebut dapat bertambah, kata polisi.

Korban tersebut berjalan kaki dari Hilla di propinsi Babil ke Karbala untuk melakukan ibadah Arbain pada Jumat.

Upacara itu menandai 40 hari sesudah Asyura, memperingati pembunuhan salah satu sosok tertakzim Islam Syiah, Imam Hussein, oleh tentara Sunni kalifah Yazid pada tahun 680.

Puluhribuan warga Syiah, termasuk banyak dari Iran, setiap tahun ke Arbain untuk beribadah di mesjid Imam Hussein di Karbala, salah satu tempat tersuci bagi Muslim Syiah.

Jutaan warga Syiah dari Irak, Iran, Bahrain dan negara lain mengabaikan ancaman pemboman sejak serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2003 itu untuk mengunjungi tempat suci Syiah di Irak tersebut.

Arbain menandai 40 hari berkabung bagi Hussein, cucu Nabi Muhammad, yang tewas dalam perang pada abad ketujuh di Karbala. Ratusribuan peziarah, dengan memukuli kepala dan dada mereka dalam upacara perkabungan, mengunjungi kota itu untuk beribadah.

Sekitar 30.000 anggota pasukan keamanan Irak disebar di Karbala untuk peringatan suci itu, yang berpuncak pada Jumat.

Politisi Irak dan tentara Amerika Serikat memperingatkan tentang peningkatan kekerasan menjelang pemilihan umum pada 7 Maret, pemilihan kedua anggota parlemen sejak serbuan pimpinan negara adidaya itu pada 2003, yang menumbangkan Presiden Saddam Hussein sebelum ahirnya terlibat dalam perlawanan maut.

Dalam beberapa bulan belakangan, pejuang tampak mengalihkan serangan mereka dari sasaran keagamaan ke gedung pemerintah di Bagdad.

Perubahan tersebut memaksa tentara mendesak pejabat pemerintah mengubah rencana perjalanan mereka dan menghindari daerah sangat berbahaya di ibu kota itu, kata komando tentara Bagdad pada Senin.

Seorang wanita pembom jibaku meledakkan bom bawaannya di antara peziarah Syiah di pinggiran Bagdad pada Senin, menewaskan sedikit-dikitnya 41 orang, kata pasukan keamanan.

Kantor juru bicara keamanan Bagdad Mayor Jenderal Qassim Moussawi menyatakan serangan itu terjadi atas satu kelompok peziarah.

Irak berusaha meninggalkan tahun-tahun serangan bom, pembunuhan dan pembunuhan aliran sambil melakukan tindakan untuk mempertahankan keamanan, yang dicapai dalam dua tahun belakangan, dan mengubah bidang perminyakan, yang memberi Irak hampir seluruh pendapatannya.

Serangan bom itu terjadi ketika ribuan warga Syiah peziarah membanjiri jalan untuk memulai perjalanan ke Kerbala untuk menghadiri acara Arbain.

Serangan lebih banyak diperkirakan terjadi pada masa Arbain dan sebelum pemilihan umum, karena kelompok garis keras Sunni diperkirakan berusaha menganggu pemerintah Syiah pimpinan Nuri Maliki.
(B002/R009)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010