Jakarta (ANTARA News) - Pembacaan buku cerita kepada siswa mulai SD yang dilakukan setiap hari 10 menit sebelum pelajaran dimulai dan 10 menit sesudah pelajaran terkahir selesai, akan berdampak pada peningkatan minat membaca dan menulis di kalangan pelajar sejak dini, kata Sastrawan Taufiq Ismail.
Taufiq mengemukakan hal itu dalam acara Sosialisasi Perpustakaan Bersama Sastrawan yang diadakan Perpustakaan Nasional (Perpusnas RI) di Jakarta, Rabu, yang juga menampilkan penulis muda Asma Nadia, anggota Komisi X DPR yang dikenal penyanyi Theresia Ebenna Ezeria Pardede (Tere), Pustakawan dari Perpunas RI Lucya Damayanti dan dipandu presenter Rahma Hayuningdyah.
Menurut Taufiq, pemberian embacaan buku cerita selama 20 menit setiap hari, yang para siswa SD hanya ditugaskan mendengarkan saja, maka akan berdampak menambah wawasan pengetahuannya dan mendorong siswa berkeinginan ingin mengetahui cerita lengkap dengan membeli buku yang dibacakan gurunya dengan meminta orang tua atau anggota keluarganya menceritakan isi buku.
Pemberian pembacaan buku tersebut ternyata para siswa bisa mendengarakan atau mengetahui isi dari 70-80 judul buku cerita setiap tahunnya, sehingga selama bersekolah d SD selama tahun, para siswa akan mendapatkan cerita minimal 400 judul buku.
"Kegiatan pembacaan buku cerita kepada siswa telah dipraktikkan sebuah sekolah internasional di kawasan Kebayoran baru Jakarta, yang ternyata mampu mendorong para siswa membaca buku di perpustakaan sekolah dan menjadikan para siswa mempunyai banyak ide dan gagasan guna dituangkan dalam tulisan seperti dalam bentuk novel," katanya.
Selain itu, pemberian tugas oleh sekolah kepada siswa SD, dengan minimal membaca buku cerita minimal 5 judul sebulan disertai tugas menuliskan resensinya, akan dapat mendorong siswa meningkatan minat membaca dan mampu menulis.
Taufiq Ismail menyatakan optimis jika kegiatan pembacaan buku cerita, mewajibkan membaca buku cerita bagi siswa dan memberikan pelajaran menlis cerita berupa tulisan dan gambar, maka dapat menjadikan siswa Indonesia tidak ketinggalan dalam minat membaca dan menulis, serta kelak jika para siswa menjadi pakar yang pandai menulis sesuai bidangnya.
Sementara itu, penulis muda Asma Nadia (37) yang selama 10 tahun mengahasilkan 40 judul buku cerita, antara lain Buku "Mak Pengin Naik Haji" itu mengatakan, keahliannya dalam menulis, karena dimulai rajin mebaca buku sejak SD dan selalu menulis setiap memiliki ide dan gagasan yang dimulai melihat kegiatan masyarakat sehari-hari, mendenagar kisah kehidupan seserang dan dari bahan membaca koran atau majalah.
"Dengan menjadi penulis buku cerita, saya dikenbal di dalam negeri dan internasional, sehingga saya mendapatkan undangan mengikuti seminar dan pelatihan selama 1-6 bulan di belasan negara di Asia, Eropa dan Amerika," katanya.
Pustakawan Perpusnas Lucya Damayanti mengatakan, salah satu kendala untuk meningkatkan minat membaca di kalangan siswa, antara lain belum adanya standar nasional perpusatakaan sekolah, belum adanya pustakawan atau SDM serta jumlah judul buku di perpustakaan sekolah yang masih terbatas.
Kendati demikian, katanya, sebenarnya sudah ada Permendiknas yang mengatur keberadaan struktur organisasi perpustakaan sekolah, seperti adanya kepala perpustakaan, tenaga, kololeksi buku serta sarana dan prasana ruangan, sehingga tinggal menjalankan ketentuan dari mendiknas beserta pemberian anggarannya untuk mewujudkan perpustakaan sekolah yang berstnadar nasional.(R009/P003)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010