"Jika SBY bicara dan mengkritik demonstrasi yang diekspresikan dengan kerbau, teriakan maling, membakar foto, dan sebagainya, karena SBY amat peduli dengan etika politik. Bukan karena anti kritik dan bukan karena mau berkeluh kesah," tegasnya di Jakarta, Rabu.
Karena itu, Anas Urbaningrum yang juga Ketua DPP Partai Demokrat bidang politik itu, mengimbau kepada para pengunjuk rasa agar menjaga aksi demonstrasi dengan etika dan kepatutan.
"Pertama, karena sebagai bagian dari ekspresi politik dan kebebasan berpendapat, demonstrasi adalah hal yang wajar dan biasa saja. Bahkan secara sadar, itu dilindungi, diberi kesempatan dan diatur oleh undang-undang. Semua itu semata-mata karena demonstrasi itu adalah bagian absah dari demokrasi," ujarnya.
Tetapi, menurut dia, demonstrasi tetap membutuhkan panduan etika dan kepatutan.
"Kalau tanpa etika, demonstrasi tidak akan menjadi ekspresi demokrasi dan sikap kritis. Justru demonstrasi yang tuna etika akan menjadi kepanjangan dari kebencian dan ketidakdewasaan," tandasnya.
Karena itu, demikian Anas Urbaningrum, sebaiknya demonstrasi dijauhkan dari cara-cara yang kasar dan tanpa etika.
"Demonstrasi harus dijaga martabatnya. Jika demonstrasi tuna etika diteruskan, akan berpotensi menjadi penyakit demokrasi dan lahan persemaian kebencian politik," kata Anas Urbaningrum mengingatkan.((M036*A041/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010