Serangan Selasa malam, yang menurut para perwira melibatkan 18 tembakan rudal dari delapan pesawat mata-mata tak berawak itu, adalah kasus terakhir dalam serangkaian serangan AS di wilayah suku tak taat hukum di dekat perbatasan Afghanistan, sebagaimana dikutip dari AFP.
Wilayah itu dikenal sebagai kubu pertahanan kelompok gerilyawan yang berkembang di dalam negeri dan kelompok garis keras yang melarikan diri dari Afghanistan, setelah serangan yang dipimpin AS yang menumbangkan rezim garis keras Taliban pada akhir 2001.
"Delapan pesawat tak berawak AS menembakkan sekitar 18 rudal pada berbagai target gerilyawan di desa Dattakhel," kata seorang perwira senior keamanan kepada AFP.
"Sedikitnya 16 gerilyawan tewas dalam serangan rudal tersebut," katanya menegaskan.
Pemerintah daerah dan para perwira intelijen membenarkan jatuhnya sejumlah korban tersebut, setelah berondongan rudal dilaporkan menyerang tempat-tempat persembunyian gerilyawan dan satu pusat latihan di tiga tempat di desa.
Penduduk Miranshah, kota besar di distrik suku Waziristan Utara, mengatakan bahwa mereka melihat pesawat-pesawat tak berawak itu terbang rendah dan mendengar ledakan-ledakan dari Dattakhel, 40 kilometer di barat kota.
Pemboman yang dilakukan pesawat tak berawak makin meningkat belakangan ini, pada saat Presiden AS Barack Obama menempatkan Pakistan sebagai pusat perlawanan pemerintahnya terhadap gerilyawan Al Qaida.
Lebih dari 700 orang telah tewas dalam serangan-serangan serupa sejak Agustus 2008.
Pemerintah Pakistan secara terbuka mengecam serangan-serangan tersebut, yang mengipasi sentimen anti-Amerika di kalangan ummat Muslim Pakistan. Namun para pejabat As mengatakan, mereka perlu melindungi tentara-tentara asing yang ditempatkan di Afghanistan, yang telah menewaskan sejumlah tokoh gerilyawan.
Pemimpin Taliban Pakistan, Hakimullah Mehsud, menjadi sasaran utama serangan-serangan pesawat tak berawak tersebut. Laporan-laporan menggunjingkan bahwa dia tewas karena cedera parah dalam serangan Januari di kubu pertahanan Taliban, di Waziristan Utara.
Namun demikian Taliban membantah mutlak bahwa dia meninggal, dan Mehsud mengeluarkan pengakuan melalui rekeman audio yang menyatakan bahwa dia masih hidup dan dalam keadaan sehat.
Mehsud yang menjabat pemimpin Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP), disalahkan atas kematian ribuan orang dalam serangan-serangan, setelah pendahulunya, Baitullah Mehsud, tewas dalam satu serangan pesawat tak berawak AS pada Agustus tahun lalu.
Dia mengaku bertanggungjawab atas serangan bom bunuh diri Desember terhadap CIA di satu pangkalan AS di Afghanistan, yang merupakan serangan paling banyak menelan korban pada badan spionase AS itu dalam kurun 26 tahun.
Washington juga menekan Islamabad untuk mengatasi gerilyawan di barat laut, yang menggunakan bumi Pakistan untuk melancarkan serangan-serangan di Afghanistan, di mana sekitar 113.000 tentara di bawah komando AS dan NATO bertempur melawan pemberontakan yang dipimpin Taliban.(H-AK/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010