Kota Gaza (ANTARA News) - Pesawat jet tempur Israel menyerang beberapa sasaran di Jalur Gaza selatan, Selasa larut malam, seetelah gerilyawan Palestina menembakkan satu roket ke dalam wilayah Israel, kata beberapa saksi mata dan sumber keamanan.
Serangan pertama ditujukan ke satu bangunan kosong di tempat yang dulu digunakan sebagai bandar udara Jalur Gaza di sebelah tenggara Rafah, kata beberapa sumber pasukan keamanan yang tak disebutkan jatidiri mereka, sebagaimana dikutip dari Xinhua-OANA/Reuters.
Beberapa menit kemudian, satu pesawat F-16 menjatuhkan bom ke satu terowongan yang berada di perbatasan Jalur Gaza-Mesir. Belum ada laporan mengenai korban jiwa di dalam dua serangan udara.
Selasa pagi, jurubicara militer Israel mengumumkan bahwa satu rudal yang ditembakkan dari Jalur Gaza telah mendarat di tempat terbuka di Israel selatan. Tak ada kelompok Palestina yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Serangan tersebut terjadi tak lama setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada taklimat bersama Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi bahwa Israel akan menanggapi bahan peledak yang ditemukan di beberapa panti negeri itu di Laut Tengah.
Netanyahu juga telah mengancam untuk menanggapi serangan ke Israel, setelah tiga kelompok Palestina menyatakan mereka berada di belakang pengiriman bom untuk menyerang sasaran Israel.
Kelompok Jihad Islam menyatakan telah menghanyutkan bahan peledak ke laut dalam satu operasi gabungan dengan dua kelompok lain, termasuk Brigade Syuhada Al-Aqsa dari gerakan Fatah, pimpinan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Gerakan Perlawanan Islam (HAMAS), yang menguasai Jalur Gaza, mempertahankan gencatan senjata yang tak diumumkan dan rapuh dengan Israel sejak berakhirnya perang Gaza pada Januari 2009. Kelompok yang lebih kecil menembakkan beberapa roket ke dalam wilayah Israel di dekat Jalur Gaza dari waktu ke waktu.
Dalam satu kejadian terpisah, seorang warga Arab di satu kota kecil Israel terlihat berkeliaran ke arah perbatasan Jalur GAza, kata seorang pejabat militer Israel. Orang yang sama telah beberapa kali secara gelap berusaha memasuki wilayah Mesir dan Jordania, dan diduga memiliki gangguan mental, kata pejabat tersebut.
Beberapa saksi mata Palestina mengatakan petugas polisi HAMAS membawa pria itu ke tahanan, setelah ia memasuki wilayah Jalur Gaza. Tak ada rincian lebih lanjut mengenai kasus tersebut.(C003/A024)
Pewarta:
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010