New York (ANTARA News/AFP) - Harga minyak melonjak pada Selasa waktu setempat, memperpanjang kenaikan kuat sehari-sebelumnya, karena pasar tampak lebih optimistis tentang pertumbuhan ekonomi global dan permintaan energi.
Kontrak berjangka utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman Maret, melompat 2,80 dolar menjadi ditutup pada 77,23 dolar per barel.
Acuan kontrak sudah bertambah 1,54 dolar AS pada Senin, setelah jatuh sekitar 10 dolar sejak pertengahan Januari.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Maret naik 2,95 dolar menjadi menetap di 76,06 dolar per barel.
"Ini adalah tentang membaiknya suasana ekonomi minggu ini," kata Phil Flynn dari PFG Best.
"Kami memiliki pasar saham yang kuat dalam beberapa hari terakhir (dan) angka manufaktur AS yang kuat kemarin tampaknya menunjukkan bahwa permintaan energi adalah akan menjadi kuat."
"Dan kemudian Anda memiliki cuaca dingin, kebakaran di kilang," tambahnya.
Flynn mengatakan bahwa harga juga mendapat dorongan dari penutupan posisi jangka pendek jelang laporan mingguan persediaan energi pemerintah AS pada Rabu.
Pasar memantau cermat laporan mingguan Departemen Energi tentang stok minyak di Amerika Serikat untuk petunjuk tentang permintaan di negara konsumen energi terbesar di dunia.
Para investor juga sedang menunggu data pengangguran AS untuk Januari, yang akan dirilis Jumat, yang dapat memberikan wawasan mengenai apakah pemulihan ekonomi dari resesi yang sebagian besar didorong oleh pengeluaran pemerintah, dapat menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Kebanyakan analis memperkirakan Departemen Tenaga Kerja akan melaporkan ekonomi menciptakan 13.000 pekerjaan, setelah kehilangan 85.000 pada Desember, walaupun menilai pengangguran akan terus stabil di 10 persen.
Pada sisi pasokan, Kepala OPEC Abdalla Salem El-Badri mengatakan Selasa para menteri kartel minyak akan "enggan" untuk mengubah kuota produksi mereka pada pertemuan yang akan datang pada Maret.
"Jika keadaan tetap sebagaimana adanya, menteri akan enggan untuk melakukan sesuatu dalam pertemuan Maret," kata Sekretaris Jenderal Organisasi Negara Pengekspor Minyak di London.
Ke-12 negara OPEC, yang memompa sekitar 40 persen dari persediaan minyak dunia, akan mengadakan pertemuan tentang produksi yang dijadwalkan pada 17 Maret di Wina, untuk memutuskan apakah harus mengubah kuota produksi saat ini.
"Kepatuhan kuota produksi baru-baru ini telah membuat pasar lesu, membawa lebih banyak minyak ke pasar dan menekan harga," kata Mike Fitzpatrick dari MF Global.
Dia mengingatkan kembali bahwa menteri minyak Arab Saudi telah mengatakan bahwa harga minyak kisaran 70-80 dolar itu baik.
"Jadi, untuk saat ini pengaruh mereka dapat dirasakan lagi," kata Fitzpatrick.
Sementara itu El-Badri memprediksi bahwa permintaan energi, yang dirusak oleh krisis keuangan global dan resesi berikutnya, tidak akan meningkat sampai paruh kedua 2010.
"Kami tidak akan melihat kenaikan riil dalam permintaan sampai kuartal ketiga dan keempat tahun ini," katanya.
"Kami melihat terbangunnya kenaikan stok pada kuartal pertama dan kedua," El-Badri menambahkan.
Pada pertemuan OPEC terakhir Desember, para menteri setuju untuk mempertahankan kuota produksi minyak tak berubah dan memperingatkan pelemahan yang melekat dalam perekonomian dunia.
Kuota produksi resmi kartel 24,84 juta barel per hari sejak Januari 2009. (A026/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010