Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan menyiapkan kebun koleksi nasional sumber daya genetika (KKN-SDG) kelapa sawit di Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat.
Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Achmad Mangga Barani, di Jakarta, Selasa, mengatakan, KKN-SDG nantinya akan dikelola oleh pemerintah dengan tujuan untuk mendukung pengembangan industri kelapa sawit di Indonesia.
"Sebagai negara produsen kelapa sawit terbesar di dunia, Indonesia harus memiliki sumber daya genetika kelapa sawit seperti yang dilakukan pemerintah Malaysia. Mereka sudah sejak lama memiliki sumber genetika sawit," katanya.
Sebenarnya, tambahnya, di Indonesia sudah ada tetapi masih berada di berbagai perusahaan perkebunan, misalnya di perusahaan Sucofindo, Astra, dan Asian Agri.
Karena milik perusahaan, maka tidak dapat diakses untuk umum, tapi hanya untuk kepentingan perusahaan saja.
Menurut dia, dengan dibangunnya kebun koleksi nasional milik pemerintah, maka semua masyarakat dapat mengaksesnya untuk mendapatkan klon baru yang mempunyai potensi.
Achmad Mangga Barani mengatakan, pembangunan kebun koleksi sumber daya genetika ini sangat penting bagi Indonesia di masa depan.
"Kami akan mengkoleksi semua yang sekarang ada di berbagai perusahaan perkebunan," katanya.
Dikatakannya, pembangunan kebun koleksi itu sangat penting dan merupakan amanat Undang-undang No.12 tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman, serta Peraturan Pemerintah (PP) No.44 tahun 1995 tentang Perbenihan.
Pemerintah, katanya, berkewajiban memelihara eksistensi dan kelestarian plasma nutfah, oleh karena itu, untuk membangun kebun koleksi nasional tersebut masyarakat dan pemerintah daerah telah menyediakan lahan seluas 1.501,55 hektare dengan masa pembangunan sekitar lima tahun.
Mangga Barani menambahkan, dalam pembangunan ini pemerintah hanya menyiapkan dana sebesar Rp 20 miliar dengan sistem bazed selama tiga tahun.
"Pada tahun 2009 disiapkan dana sebesar Rp 4,2 miliar, tahun 2010 sebesar Rp 8,2 miliar dan tahun 2011 sebesar Rp 7,6 miliar," katanya.
Sedangkan untuk biaya penelitian akan ditanggung oleh perusahaan perbenihan nasional (swasta) yang telah mendapatkan izin dari pemerintah, dan hasilnya akan dibagikan sesuai dengan perjanjian.
Menurutnya, materi yang akan ditanam dan dikembangkan di kebun koleksi nasional kelapa sawit itu adalah plasma nuftah (sumber genetik) hasil ekplorasi dari luar negeri, misalnya dari Kamerun sebanyak 3.000 pohon dengan luas lahan 20 hektare, sedangkan dari Anggola dan Brazil belum berjalan.
Selain varietas dari luar negeri, juga akan diisi varietas dari dalam negeri, misalnya sebanyak 33 varietas sawit yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian RI sebelumnya.
"Dengan pembangunan kebun koleksi nasional ini diharapkan akan menghasilkan benih yang berkualitas tinggi," katanya.
Selain itu, produksi diharapkan mencapai enam ton CPO per hektare, sedangkan produksi sawit sekarang baru mencapai empat hingga lima CPO per hektare.(S025/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010