Jakarta (ANTARA News) - Manajemen PT Jakarta International Container Terminal (JICT) menyatakan, kegiatan operasional di kawasan pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta Utara tetap berjalan normal meski terjadi unjuk rasa oleh para pekerja.
Siaran pers dari PT JICT yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa malam, menyebutkan, kegiatan operasional bongkar muat PT JICT berjalan normal dan aksi tersebut tidak berdampak terhadap kelancaran dan layanan prima kepada para pelanggan.
PT JICT juga memahami aspirasi para pekerja yang melakukan unjuk rasa dan mendorong PT Philia Mandiri Sejahtera (PMS), Koperasi Karyawan (Kopkar), dan Koperasi Pegawai Maritim (Kopegmar).
Ketiga unsur tersebut merupakan penyedia jasa pekerja untuk PT JICT yang dilakukan melalui mekanisme yang ada dan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Sementara itu, operator pelabuhan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga kelancaran pelayanan bagi para pengguna jasa pelabuhan.
Saat ini, operator pelabuhan tengah menyiapkan Satuan Tugas Operasional (Satgas Ops) dengan tujuan menjaga kelancaran kegiatan operasional bongkar muat pelabuhan.
Satgas Ops yang terdiri dari sekitar 200 operator "Head Truck" dan 100 operator "Rubber Tyred Gantry Crane" (RTGC) itu tidak dimaksudkan untuk menggantikan tenaga kerja yang ada saat ini.
Hal ini hanyalah "contingency plan" (rencana cadangan) agar Pelabuhan Tanjung Priok sebagai pelabuhan utama di Indonesia tidak terganggu kelancaran operasionalnya.
Rencananya, Dirjen Perhubungan Laut akan mengukuhkan Satgas Ops pada Maret 2010.
Sebelumnya, ratusan pekerja pelabuhan telah beberapa kali menggelar aksi demo menuntut peningkatan kesejahteraan dan kejelasan status dari karyawan kontrak ("outsourcing") menjadi pegawai tetap di JICT.
Aksi para pekerja pelabuhan pada pekan ini telah dilakukan sejak Senin (1/2) dan berlanjut hingga Selasa (2/2) ini.
"Pegawai `outsourcing` menuntut kejelasan status yang tidak jelas," kata salah satu Koordinator Lapangan, Sukarno kepada ANTARA dalam orasinya di Jakarta, Senin.
Sukarno mengatakan padahal masa kerja pegawai kontrak di terminal itu sudah mencapai belasan tahun, namun pihak pengelola pelabuhan kontainer tidak meningkatkan kesejahteraan karyawan kontraknya.(M040/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010
Kutipan di atas patut dipertanyakan kebenarannya. Buktinya, kapal saya delay semua...
Keterampilan itu hanya di miliki orng-orng khusus loh butuh waktu berbulan bulan ngajarin orang baru untuk bawa alat kok bisa ya dalam waktu 1 hari dah ada gantinya 100 orang RTGC apa jangan-jangan yang yg udah pada pensiun di tarikin lagi..sedih baget..