"NIM turun dari sebelumnya 6,23 persen menjadi 6,08 persen, jadi turun beberapa basis poin," ujarnya di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, penurunan ini disebabkan bank-bank swasta yang memberikan bunga lebih rendah dari minggu-minggu sebelumnya.
"Ini terjadi karena bank-bank swasta mulai memberikan kredit sehingga bunga menjadi turun," ujarnya.
Muliaman menambahkan, dengan adanya penurunan selisih antara suku bunga kredit dengan deposito perbankan nasional ini, BI tetap akan membiarkan hal tersebut dan tidak akan melakukan intervensi.
"Sebenarnya kalau lending (kredit) sudah jalan lagi, NIM akan turun sendiri," ujarnya.
Ia mengatakan, NIM di Indonesia biasanya berkisar antara 5 hingga 6 persen, dibandingkan dengan kondisi seperti di negara-negara tetangga yang hanya berkisar 3 hingga 4 persen.
"Tidak ada kisaran NIM ideal, namun yang jelas saat itu bukan sesuatu yang kita khususkan, yang penting kita dorong lending agar NIM turun," ujarnya.
Menurut Muliaman, saat ini BI masih memberi perhatian untuk lebih fokus kepada penurunan suku bunga kredit walaupun BI hingga sekarang belum membahas kesepakatan mengenai penurunan suku bunga.
"Mengenai kesepakatan, masih kita lihat, karena kita sedang memberikan perhatian (concern) lebih pada penurunan bunga kreditnya, kenapa tidak turun-turun," ujarnya.
(T.S034/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010