Jakarta (ANTARA) - "Turtleneck" menyimpan reputasi historis yang panjang dan radikal karena erat kaitannya dengan berbagai sosok perempuan yang memiliki pengaruh mendunia dan tidak termakan oleh zaman.

Kepiawaian tersebut diawali saat item ini menjadi seragam bertanding para atlet olahraga polo pada tahun 1860, yang menjadi favorit para kelas pekerja di abad ke-19 pada budaya Barat.

Di antara momen debut dari turtleneck tadi, terselip sebuah gerakan yang berfokus pada perempuan lewat karakter fiksi Gibson Girl dalam bentuk ilustrasi wajah perempuan mengenakan high-neckline. Gibson Girl adalah ikon perempuan ideal yang atraktif, aktif, dan mandiri.

Baca juga: Steve Jobs punya 100 turtlenecks hitam

Tibalah saatnya eksistensi turtleneck menjadi kian menarik, di mana pergeseran dinamis dari yang sebelumnya merupakan seragam kerja para lelaki, menjadi pakaian para sensual bombshell yaitu Jayne Mansfield dan Marylin Monroe.

I am different,” itulah ungkapan dalam skenario film "Funny Face" tahun 1957 yang diucapkan pemeran utamanya, Audrey Hepburn, saat menjelaskan alasannya mengenakan turtleneck.

Tampilan serba hitam ini bahkan dijadikan poster film. Film yang menghubungkan Kota New York dan Paris, mengangkat figur perempuan yang memiliki misi akademis, di balik keputusannya untuk menerima tawaran berkarir model yang membawanya ke kota berjulukan City of Light.

Jackie O (HO/Uniqlo)

Hidup seolah menghempas Jacqueline Lee Bouvier Kennedy a.k.a Jackie O. ke sebuah momen berduka yang tidak ia duga yakni kepergian suaminya, John F. Kennedy yang terjadi di tengah kampanye politik di siang hari yang nahas.

Lima tahun berselang, Jackie meninggalkan trauma tadi lewat keputusan yang mengejutkan publik Amerika yaitu menikah. Meninggalkan bayang-bayang kehidupan sebagai Ibu Negara di Gedung Putih yang ia namakan Camelot, demi keamanan ke-2 anaknya. Wajah radiant dan senyum hangat Jackie, seolah kembali hadir seperti ketika ia bersepeda mengelilingi Central Park dan mengenakan turtleneck.

Baca juga: Busana berwarna terang bukan lagi pantangan untuk si gemuk

Tren berpakaian terus berkembang dinamis mengikuti karakter setiap pemakainya. Turtleneck yang tak lekang dimakan waktu, membuka jalan bagi evolusi gaya yang tanpa batas terjadi.

Seperti berekspedisi menggunakan mesin waktu, serupa dengan mendiang Steve Jobs yang dikenal dengan gayanya yang modest bersama turtleneck, para aktivis perempuan di era 70-an, juga mengenakan turtleneck saat sedang bertugas. Telah lama turtleneck menjadi kegemaran dari para profesional yang menembus budaya dan preferensi personal.

Pada salah satu orasi di awal tahun ini, politikus berusia 30 tahun Alexandria Ocasio-Cortez mengenakan turtleneck saat menyampaikan hal yang menjadi perhatiannya yaitu corona di distrik yang diwakilinya yaitu The Bronx dan Queens.

Begitu juga profesional lainnya seperti the queen of minimalism Jil Sander dan Phoebe Philo yang berhasil merombak tampilan wirausaha muda perempuan. Jil dan Phoebe menjadikan turtleneck sebagai workwear item hingga di acara resmi seperti konferensi pers dan saat menutup peragaan busana.

(Ki-ka): Adinia Wirasti, Mira Lesmana, Najwa Shihab dan Cinta Laura. (HO/Uniqlo)

Kemampuan turtleneck dalam menghadirkan kesan sopan dari sang pemakai, membuat berbagai nama besar dengan keahlian dan kesuksesan yang belum tergesarkan tersebut, seolah memberi sinyal prestasinya lewat konteks kesederhanaan yang merupakan semangat dari turtleneck itu sendiri.

Perempuan memiliki andil besar dalam evolusi turtleneck hingga hari ini. UNIQLO merayakan moment of truth milik turtleneck melalui kampanye #WomanInProgress yang berkolaborasi dengan Narasi bersama empat perempuan Inspiratif yaitu Najwa Shihab, Cinta Laura, Mira Lesmana, dan Adinia Wirasti, yang mengenakan UNIQLO HEATTECH Fleece Turtleneck.

Opsi basic milik UNIQLO dijadikan must-have item terbaru karena pesona classic, sleek, dan versatile, yang menyuntikkan rasa percaya diri.

Kampanye "Di mata perempuan" menyatukan para perempuan inspiratif ini untuk merayakan kepiawaian turtleneck sebagai simbol dari perempuan kuat, percaya diri, bergairah, berani, dan nyaman dengan dirinya sendiri. Turtleneck juga dijadikan simbol untuk menyuarakan kemajuan setiap insan tersebut yang memiliki pengaruh luas lewat bakat dan pencapaian, juga dipastikan menjadi tren sepanjang 2020.

Baca juga: Uniqlo dan Najwa Shihab berkolaborasi persembahkan "Di Mata Perempuan"

Baca juga: Giorgio Armani kembali tampilkan pagelaran busana tanpa penonton

Baca juga: Lady Gaga kenakan masker buatan Indonesia di VMA 2020

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2020