Pemerintah Lebanon secara resmi telah meminta kapal selam angkatan laut AS yang bermarkas di "Odyssey Marine Explorations" untuk mengirim sebuah kapal selam guna membantu pencarian pesawat dan kotak hitamnya, menurut suratkabar tersebut.
Pesawat penumpang itu jatuh ke laut tak lama setelah tinggal landas dari bandar udara internasional Beirut pada 25 Januari lalu akibat badai, menewaskan 90 orang yang ada didalamnya.
Menteri Pekerjaan Umum dan Transportasi Lebanon Ghazi Aridi dikutip mengatakan kapal selam AS itu telah diberangkatkan dan akan tiba di Lebanon dalam beberapa hari mendatang.
Regu penolong telah menemukan 14 mayat korban, juga beberapa bagian tubuh manusia dan serpihan pesawat naas tersebut.
Badan pesawat dan dua kotak hitam sejauh ini belum ditemukan.
Pesawat Boeing 737-800 milik penerbangan Ethiopia diperkirakan tenggelam di kedalaman 1.500 meter dari permukaan air laut.
Para pejabat mengatakan belum mengetahui sebab jatuhnya pesawat itu setelah tinggal landas, namun mengesampingkan adanya dugaan sabotase.
Jurubicara penerbangan Ethiopia, Wogayehu Tefere, mengatakan pilot pesawat itu telah memiliki banyak pengalaman menerbangkan pesawat dan ia telah bekerja di penerbangan tersebut selama 20 tahun.
Para korban dalam bencana itu termasuk beberapa pakar Prancis dan AS, juga seorang penasehat teknis dari Boeing.(M043/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010