Jakarta (ANTARA News) - Produsen ponsel Nokia mengaku telah mendaur ulang 10.000 ponsel bekas dan asesorisnya di Indonesia dalam program penukaran ponsel bekas dengan penanaman sebatang pohon.
Mei-Ling Tan, manajer daur ulang Asia Tenggara perusahaan itu, di Cisarua, Bogor, Jabar, Selasa, mengatakan, jumlah ribuan ponsel bekas itu dikumpulkan dalam kurun waktu Agustus hingga Desember 2009.
Sebagai ganti ponsel bekas milik masyarakat yang dikumpulkan pada 98 kota di pusat layanan perusahaan itu, Nokia menanam pohon di sejumah daerah di Indonesia.
Setiap orang yang menyerahkan ponsel bekasnya mendapat sertifikat dari Nokia dan WWF yang menyebutkan dia telah menanam sebatang pohon.
Menurut Mei-Ling Tan, perusahaannya telah menanam 4.000 pohon di
sepanjang daerah aliran Sungai Ciliwung, dan 6.000 pohon dari komitmen 10.000 pohon di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan Tengah.
"Kita juga telah menanam lebih dari 10.000 pohon di Taman Nasional Rinjani, Lombok," katanya.
"Nokia secara resmi meluncurkan program `Nokia Give and Grow` pada Agustus 2009, meski telah dimulai pada 1997 di Swedia dan Inggris," katanya.
Ponsel yang terkumpul, kata Mei-Ling Tan, kemudian didaur ulang oleh perusahaan pendaur ulang dari Singapura, TES-AMM.
Perwakilan perusahaan TES-AMM Singapore, Bambang N Gyat, mengatakan, Nokia memilih perusahaannya sejak tiga tahun yang lalu untuk mendaur ulang ponsel dan asesories ponsel.
Menurut dia, ponsel dan asesories yang didaur ulang itu dikembalikan kepada bahan dasarnya, seperti "chasing" dikembalikan ke bentuk plastik dan material logam dikembalikan ke bentuk emas dan platina.
Bambang mengatakan, perusahaannya mendaur ulang dengan proses yang ramah lingkungan sesuai standard internasional.
Nokia dan perusahaan pendaur ulang dari Singapura mendonasikan dana kepada WWF-Indonesia untuk program penghijuan pada lahan seluas 10 hektare di DAS Ciliwung.(N006/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010