Jakarta (ANTARA News) - Mantan menteri kesehatan yang sekarang menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Siti Fadilah Supari, mengingatkan bahwa sektor kesehatan harus mengantisipasi dampak pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-China (ACFTA).
"Mau tidak mau kita terpengaruh, jadi harus siap. Berusaha mandiri dengan obat produksi kita," kata Pembina Utama lembaga swadaya masyarakat Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) itu di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pemerintah saat ini sedang mencari jalan agar masyarakat tidak terkena dampak negatif dari pelaksanaan kesepakatan perdagangan bebas itu.
"Tapi untuk sektor kesehatan setidaknya ada aturan-aturan yang akan membatasi masuknya produk impor dari China. Makanya aturan yang sudah ada sebelumnya sebaiknya dipertahankan," katanya.
Pemerintah, kata dia, sebelumnya sudah menerapkan peraturan menteri kesehatan nomor 1010 tahun 2008 tentang registrasi obat yang didalamnya juga mengatur registrasi bagi produk obat impor.
"Pendirian rumah sakit dan klinik oleh asing juga diatur, dulu hanya boleh di Surabaya dan Medan saja," katanya.
Meski demikian, kata dia, produsen obat dan pengelola fasilitas kesehatan di dalam negeri juga harus berbenah supaya produk mereka bisa bersaing dengan produk impor dari China.
"Harus terus diperbaiki supaya bisa bersaing sehingga orang tidak memilih fasilitas kesehatan milik asing yang masuk ke sini," demikian Siti Fadilah Supari.
(M035/S026)
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010