"Peningkatan nilai aset tersebut merupakan hasil RUPS(Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) 141 BUMN," kata Sekretaris Kementerian BUMN Muhammad Said Didu, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa.
Menurut Said, sejumlah BUMN mengumumkan kenaikan aset setelah dilakukan revaluasi yang disesuaikan dengan harga pasar.
Ia menjelaskan, 10 besar aset BUMN adalah PT PLN sebesar Rp423 triliun, Bank Mandiri Rp400 triliun, Bank BRI Rp367 triliun, Bank BNI Rp257 triliun, Telkom Rp107 triliun, Jamsostek Rp92 triliun, Bank BTN Rp66 triliun, Taspen Rp41 triliun, Pusri (holding) Rp37 triliun.
Total aset 10 BUMN ini mencapai Rp2.100 triliun atau 83,8 persen dari total aset BUMN, dengan PLN mencatat aset tertinggi atau 16,88 persen terhadap total aset.
Said menuturkan, kenaikan aset PLN yang sudah melalui hasil audit tersebut lebih didorong proyek percepatan pembangkit listrik 10.000 Megawatt.
"Aktiva Pertamina belum direvaluasi, kalau itu dilakukan (revaluasi) nilainya bisa lebih besar lagi," tegasnya.
Sedangkan penghitungan aset Mandiri, BRI, BNI, Telkom, dan BTN sebagai perusahaan publik, tentu sudah ditetapkan berdasarkan hasil audit.
Menurut Said, dari 18 sektor usaha pelat merah, Kementerian BUMN juga merevisi laba bersih menjadi Rp92,7 triliun dari sebelumnya berkisar Rp85-Rp90 triliun, sedangkan belanja modal (capex) BUMN tahun ini ditargetkan Rp190,8 triliun dan belanja operasional (opex) Rp890 triliun.(*)
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010