Ada perasaan di sini bahwa tidak masalah jika euro berada di sekitar 1,1750- 1,1850 dolar

New York (ANTARA) - Euro naik lagi untuk sesi ketiga berturut-turut terhadap dolar pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena investor mendorongnya lebih tinggi setelah Bank Sentral Eropa (ECB) tidak menunjukkan tanda-tanda untuk membendung apresiasi mata uang tunggal tersebut.

Dalam konferensi pers pada Kamis (10/9/2020) Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan bank tidak menargetkan nilai tukar. Dia juga memberikan nada yang kurang dovish tentang ekonomi zona euro, ketika ECB menaikkan perkiraan pertumbuhannya untuk tahun ini.

Setelah pengarahan Lagarde, sebuah sumber mengatakan pembuat kebijakan telah setuju untuk mengawasi kenaikan euro, menilai itu secara luas sejalan dengan fundamental ekonomi.

Namun pada Jumat (11/9/2020) pembuat kebijakan ECB, termasuk Kepala Ekonom Philip Lane memperingatkan agar tidak berpuas diri atas inflasi yang rendah dan menyoroti risiko dari euro yang kuat, memberi nuansa pesan ramah bank dari hari sebelumnya.

Baca juga: Euro menguat setelah ketua ECB mengatakan nilai tukar bukan target

Sejak sekitar pertengahan Juni euro telah menguat lebih dari enam persen terhadap dolar.

“Ada perasaan di sini bahwa tidak masalah jika euro berada di sekitar 1,1750- 1,1850 dolar. Jika mencapai 1,1950 dolar, itu mungkin mulai berayun turun,” kata Juan Perez, pedagang mata uang di Tempus Inc di Washington.

"Secara keseluruhan, pembuat kebijakan ECB tampaknya mengatakan bahwa jangan bereaksi berlebihan tentang nilai tukar euro," tambahnya.

Dalam perdagangan sore euro menguat 0,2 persen menjadi 1,1831 dolar, tetapi mencatat kerugian minggu kedua berturut-turut. Euro mencapai tertinggi satu minggu di 1,1917 dolar pada Kamis (10/9/2020).

Baca juga: Rupiah akhir pekan ditutup jatuh, terseret sentimen PSBB Jakarta

Indeks dolar, yang melacak greenback terhadap mata uang utama lainnya, datar menjadi sedikit lebih rendah di 93,320. Namun, indeks dolar menunjukkan kenaikan mingguan kedua.

Dolar sedikit berubah terhadap yen di 106,10 yen.

Data pada Jumat yang menunjukkan kenaikan harga konsumen AS bulan lalu berdampak kecil pada dolar. Indeks harga konsumen AS naik 0,4 persen pada Agustus, setelah naik 0,6 persen pada Juni dan Juli.

Secara keseluruhan beberapa analis percaya dolar memiliki ruang untuk kenaikan lebih lanjut sebagai tempat berlindung yang aman di tengah ketidakpastian yang masih tinggi terkait dengan vaksin COVID dan pemulihan global dari penurunan yang disebabkan virus.

Baca juga: Harga emas jatuh setelah naik 3 hari beruntun karena minim stimulus

“Kami khawatir konsensus tersebut mungkin terlalu optimis pada ekonomi global, terlalu optimis pada vaksin, terlalu pesimis dengan situasi COVID-19 di AS dibandingkan dengan di Eropa, dan berpuas diri pada pemilu AS," kata BofA Securities dalam catatan risetnya.

Di tempat lain pound tergelincir 0,1 persen terhadap dolar menjadi 1,2794 dolar dan merosot ke level terendah baru lima setengah bulan di 92,90 pence terhadap euro, menambah lebih banyak kerugian setelah aksi jual terberat yang terlihat tahun ini mengirim pound hampir jatuh dua persen terhadap euro pada Kamis (10/9/2020).

Ketika Brexit meningkat, sterling membukukan kinerja mingguan terburuknya terhadap dolar sejak pertengahan Maret ketika pasar valas mengalami gejolak yang disebabkan oleh Virus Corona.

Baca juga: Saham Prancis "rebound," Indeks CAC 40 terangkat 0,20 persen

Baca juga: Saham Spanyol merosot lagi, Indeks IBEX 35 jatuh 0,80 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020